Headline24jam.com – Dalam dunia ilmu pengetahuan, pencarian pemahaman tentang gerakan manusia telah mengilhami banyak karya besar, termasuk novel ikonik Frankenstein karya Mary Shelley. Peneliti Luigi Galvani, seorang dokter asal Italia, melakukan eksperimen pada tahun 1780-an yang membawanya pada penemuan “elektrisitas hewan.” Menariknya, eksperimennya dengan katak dan kelistrikan berkontribusi pada keingintahuan Shelley dan perkembangan fiksi ilmiah.
Awal Mula Penemuan Galvani
Luigi Galvani melakukan serangkaian eksperimen yang mengejutkan menggunakan katak. Sejarah mencatat, satu momen penting terjadi saat seorang asistennya menyentuh kaki katak dengan pisau bedah. Momen tersebut memicu Gerakan Galvani untuk menemukan “elektrisitas hewan,” sebuah daya yang diyakini bisa menjelaskan bagaimana otot dapat bergerak.
Eksperimen yang Menarik
Untuk menguji teorinya, Galvani bekerja dengan setengah katak, memisahkan tubuh bagian atas sehingga hanya kaki dan syarafnya yang tersisa. Dia menggantungkan kaki-kaki ini di pagar besi terasnya, berharap sambaran petir dapat menghidupkan kembali gerakan. Menariknya, kaki-kaki itu benar-benar bergerak ketika terjadi badai petir.
Pada tahun 1786, Galvani mengembangkan teorinya yang dikenal sebagai Galvanisme, yang memukau daya tarik Mary Shelley saat menulis Frankenstein di tahun 1818.
Aldini dan Lanjutannya
Keberhasilan Galvani diteruskan oleh keponakannya, Giovanni Aldini, yang melangkah lebih jauh dengan eksperimen elektrokusi pada hewan yang lebih besar. Dr. Austin Lim, penulis Horror On The Brain: The Neuroscience Behind Science Fiction, mencatat bahwa Alduni tidak hanya berhenti di katak, tetapi juga melakukan percobaan pada hewan besar seperti sapi dan anjing.
Aldini kemudian mempersembahkan eksperimennya kepada publik dengan menunjukkan bagaimana mayat bisa digerakkan menggunakan listrik. Dalam beberapa eksperimen yang dilakukan di depan penonton, ia melaporkan bahwa saat listrik diterapkan, dapat terlihat bagaimana rahang korban mulai bergetar dan anggota tubuh bergerak.
Kesimpulan
Sementara eksperimen yang dilakukan Galvani dan Alduni dapat terdengar menyeramkan, pengaruh mereka terhadap budaya populer dan ilmu pengetahuan tetap kuat. Frankenstein, yang terinspirasi oleh penemuan ini, menjadi salah satu karya fiksi ilmiah yang paling berpengaruh sepanjang masa. Ketika film terbaru dari Guillermo del Toro dirilis di Netflix, penting untuk mengingat bahwa dasar ilmiah dari cerita ini memiliki akar yang dalam dalam sejarah riset ilmiah.