Headline24jam.com – Paleontolog Australia baru-baru ini mengungkap bahwa ribuan tahun yang lalu, nenek moyang buaya di Australia dapat memangsa mangsa dari atas pohon, berdasarkan temuan telur buaya tertua di negara tersebut. Penelitian ini dilakukan di Murgon, Queensland, dan mengungkap bahwa habitat mereka bukan hanya di seputar perairan, tetapi juga ditemukan di lingkungan hutan yang lebih kering.
Temuan Berharga di Murgon
Penelitian yang dipimpin oleh Profesor Mike Archer dari Universitas New South Wales ini menunjukkan bahwa buaya dari spesies mekosuchine mampu bertahan di hutan tropis Australia selama puluhan juta tahun, bahkan menjelajahi pulau-pulau di Pasifik Selatan seperti Fiji. Telur yang ditemukan kemungkinan besar menunjukkan bahwa buaya ini beradaptasi dengan lingkungan yang bervariasi, sehingga mereka dapat hidup lebih jauh dari sumber air.
Hidup di Lingkungan yang Beragam
Berdasarkan analisis kimia, telur buaya yang ditemukan menunjukkan tanda-tanda pengeringan, yang mencerminkan lingkungan kering. “Kami memiliki banyak informasi tentang buaya-buaya ini, tetapi tidak ada yang memberi tahu kami tentang sifat dan kondisi lingkungan di danau tempat mereka ditemukan,” jelas Archer kepada IFLScience. Penemuan ini mengindikasikan bahwa danau tersebut mengalami pengeringan musiman, menyulitkan ikan untuk tumbuh besar dan membuat telur mereka mengering setelah menetas.
Adaptasi Unik Buaya
Archer menekankan bahwa meskipun buaya modern tidak berburu dari atas pohon, spesies yang lebih kecil yang berukuran sekitar 1,5 meter mungkin melakukan hal tersebut untuk menghindari predator. Sebaliknya, spesies yang lebih besar, dapat tumbuh hingga 6 meter, tetap menjadi predator di hutan-hutan tersebut, berbagi ekosistem dengan ular besar dan marsupial karnivora.
Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan penemuan ini, mekosuchine kemungkinan besar mengalami penurunan populasi akibat kedatangan spesies modern dari Asia yang mengambil alih habitat mereka. “Selama masa kejayaannya, Australia mengalami biodiversitas tiga kali lebih tinggi dibandingkan saat ini,” kata Archer. Melalui penelitian ini, ilmuwan berharap dapat memahami lebih dalam tentang ekosistem purba Australia dan melindungi sisa-sisa hutan hujan yang tersisa.
Penemuan Penting
Proyek ini berawal ketika seorang peternak domba setempat membawa tulang yang dia temukan ke Museum Queensland. Penemuan tersebut menggugah minat para ilmuwan untuk melakukan penggalian lebih lanjut di kawasan yang kaya akan fosil ini. Selain telur buaya, kawasan ini juga menunjukkan kehadiran berbagai spesies hewan purba yang memperkuat relevansi ekosistem hutan hujan Australia.
Dengan penemuan yang menarik ini, diharapkan dapat memberikan pandangan baru tentang sejarah evolusi dan keberagaman spesies di Australia, serta bagaimana mereka bertahan dalam perubahan iklim yang drastis sepanjang sejarah prekristian.