
Headline24jam.com – Menjaga kebersihan lingkungan menjadi tantangan serius bagi banyak negara di seluruh dunia. Di tengah upaya global untuk mengurangi polusi, sejumlah negara masih mencatatkan tingkat pencemaran yang mengkhawatirkan, menjadikannya sebagai negara dengan tingkat pencemaran tertinggi pada 2025.
1. Chad: Negari Pencemar Terburuk
Chad berada di posisi teratas dengan pencemaran tertinggi, baik di Afrika maupun global. Masalah utama adalah polusi udara yang ekstrem dan pengelolaan sampah yang buruk. Rata-rata tahunan konsentrasi PM2.5 mencapai 89,7 µg/m³, jauh di atas standar WHO yang hanya 10 µg/m³. Indeks kualitas udara di Chad mencapai 169, menunjukkan kondisi yang berbahaya bagi kesehatan.
2. Bangladesh: Pencemaran yang Mengkhawatirkan
Bangladesh menempati posisi kedua dengan tingkat pencemaran tinggi di udara dan air. Tingginya kepadatan penduduk dan penggunaan pestisida berlebihan menjadi faktor pencemaran air. Polusi udara mencapai 78 µg/m³, menjadikan Bangladesh sebagai salah satu negara Asia Selatan dengan kualitas udara sangat buruk.
3. Pakistan: Situasi Lingkungan yang Memburuk
Pakistan berada di peringkat ketiga, dengan kota Lahore terkenal sebagai salah satu kota tercemar. Indeks kualitas udara di negara ini mencapai 73,7 µg/m³, disebabkan oleh emisi kendaraan dan industri. Selain itu, Pakistan menghasilkan sekitar 49,6 juta ton limbah per tahun, dengan 40 juta warganya tidak memiliki akses ke toilet.
4. Kongo: Tantangan Sanitasi
Kongo menghadapi masalah pencemaran udara dan sanitasi yang serius, dengan skor indeks polusi mencapai 58,2 µg/m³. Pembongkaran massal dan pembuangan limbah industri yang tidak baik menambah penyebaran penyakit di masyarakat, sementara kurangnya akses air bersih memperparah kondisi kesehatan di negara tersebut.
5. India: Masalah Lingkungan yang Berkelanjutan
Meskipun dikenal dengan budaya dan sejarahnya, India menghadapi tantangan besar terkait pencemaran. Data menunjukkan polusi udara mencapai 50,6 µg/m³ di beberapa wilayah. Negaranya menghasilkan 62 juta ton sampah setiap tahun, dengan prediksi peningkatan hingga 165 juta ton pada 2030, akibat minimnya fasilitas pengelolaan limbah.
Kesimpulan: Kolaborasi untuk Lingkungan yang Lebih Baik
Kelima negara ini mencerminkan tantangan pencemaran lingkungan yang kompleks dan memerlukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan komunitas internasional. Upaya bersama dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas udara, air, dan sistem pengelolaan limbah demi lingkungan yang lebih sehat untuk generasi mendatang.
Baca juga: Indonesia tempati peringkat ke-21 negara paling dermawan WGR 2025
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.