Headline untuk metadata SEO
Headline24jam.com – Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) lebih dipengaruhi oleh persepsi efikasi masyarakat dan norma kelompok daripada rasa takut yang ditimbulkan melalui kampanye. Dr. Trisia Megawati Kusuma Dewi memaparkan hal ini dalam sidang terbuka Program Doktor Ilmu Lingkungan di Universitas Indonesia pada tanggal 22 November 2025.
Temuan Penelitian
Trisia mengungkapkan bahwa keberhasilan dalam pencegahan karhutla terletak pada keyakinan petani mengenai efektivitas tindakan pencegahan dan kekuatan norma kelompok. Penelitian ini mengombinasikan metode campuran dan eksperimen komunikasi lingkungan di Desa Makmur Peduli Alam (DMPA).
Dalam sidang tersebut, yang dipimpin oleh Prof. Nowo Martono, Trisia berhasil mempertahankan disertasinya dengan judul “Model Komunikasi Lingkungan dalam Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan.” Ia meraih predikat Summa Cum Laude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,98.
Kontribusi dan Penemuan Utama
Trisia menjelaskan bahwa kontrol terhadap kebakaran hutan merupakan kunci bagi Indonesia untuk mencapai target FOLU Net Sink 2030. Data menunjukkan bahwa 99% kebakaran hutan disebabkan oleh aktivitas manusia, dengan 69% masyarakat masih menggunakan teknik tebas bakar.
Melalui pemetaan dengan Interpretive Structural Modeling (ISM), penelitian ini mengidentifikasi Pemerintah Pusat dan Kementerian Kehutanan sebagai aktor kunci dalam pencegahan karhutla, meskipun mengalami kendala koordinasi antar lembaga. Di tingkat lokal, Manggala Agni menjadi aktor utama, dengan tantangan komunikasi antar pemangku kepentingan.
Eksperimen Komunikasi Lingkungan
Hasil eksperimen yang membandingkan pesan weak fear appeal dan strong fear appeal pada petani DMPA menunjukkan bahwa meskipun pesan berbasis ancaman memiliki pengaruh signifikan terhadap niat berpartisipasi, norma kelompok jauh lebih berpengaruh dalam mendorong tindakan pencegahan karhutla.
Trisia mengintegrasikan beberapa teori, termasuk Extended Parallel Process Model (EPPM) dan Theory of Planned Behavior (TPB), untuk membangun model komunikasi lingkungan baru. Ditemukan bahwa dalam konteks sosial-ekologis desa, efikasi dan norma kelompok lebih kuat daripada persepsi ancaman.
Harapan untuk Strategi Komunikasi
Trisia berharap penelitian ini dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi komunikasi yang lebih efektif dan mendukung pengurangan emisi di sektor kehutanan. Dia juga mengembangkan Territorial Map yang memetakan peran serta petani dengan tingkat akurasi mencapai 95,2%.
Promotor penelitian, Herdis Herdiansyah, menekankan pentingnya penelitian ini dalam memaksimalkan program pencegahan karhutla dan menunggu implementasi kebijakan yang sesuai. Agus Justianto, salah seorang penguji, menilai pendekatan yang digunakan Trisia memberi kontribusi penting untuk sektor kehutanan.
Usaha Trisia juga mendapatkan apresiasi dari Antar Venus, Rektor UPN Veteran Jakarta, atas perspektif komunikasinya dalam menanggulangi karhutla. Penelitian ini diharapkan bisa mendorong perubahan perilaku di masyarakat yang lebih presisi dan efektif.
Penutup
Melalui penelitian yang mendalam ini, Trisia menambah wawasan mengenai integrasi komunikasi risiko dan perilaku lingkungan dalam konteks pencegahan karhutla. Dua artikel hasil penelitiannya telah terbit di jurnal internasional, memperkuat kontribusi akademik di bidang ini.
Dengan harapan agar penelitian ini dapat berlanjut, pengembangan strategi komunikasi yang efektif menjadi kunci dalam mencapai target Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.