Headline24jam.com – Penelitian terbaru menunjukkan bahwa nenek moyang manusia mungkin telah mengonsumsi daging jauh sebelum kemunculan spesies Homo erectus yang dikenal sebagai pemburu awal. Analisis menunjukkan bahwa hominid telah memproses bangkai hewan sejak sekitar 2,6 juta tahun yang lalu, di lokasi-lokasi di Afrika Timur, dengan beberapa temuan di Kanjera South, Kenya dan Bouri Formation, Ethiopia.
Nenek Moyang Kita Mungkin Sudah Memakan Daging Sejak Dulu
Sejak lama, ilmuwan berpendapat bahwa Homo erectus, yang muncul sekitar dua juta tahun lalu, adalah spesies pertama yang mengadopsi pola makan daging. Namun, studi baru menunjukkan bahwa praktik pemotongan daging sudah ada jauh sebelumnya. Penelitian sistematis terkini mengungkapkan bahwa aktivitas ini tidak meningkat dengan kemunculan Homo erectus, menantang ide bahwa spesies ini adalah pelopor diet karnivora.
Penemuan Bersejarah di East Africa
Temuan dari situs Kanjera South di Kenya menunjukkan adanya konsistensi dalam konsumsi daging oleh hominid kuno, yang berusia sedikit lebih dari dua juta tahun lalu. Sementara itu, di Ethiopia, penemuan tulang hewan yang terpotong, termasuk sisa-sisa rusa dan kuda dari Bouri Formation, diperkirakan berusia sekitar 2,5 juta tahun. Namun, tulang hominid di lokasi ini tidak dapat diidentifikasi secara jelas.
Bukti Lebih Awal di Nyayanga
Contoh paling awal dapat ditemui di Nyayanga, Kenya, di mana spesies hominid yang tidak diketahui memotong bangkai seekor hipopotamus antara tiga juta hingga 2,6 juta tahun yang lalu. Berbagai jenis fosil ditemukan di situs ini, meski yang terikat dengan spesies Paranthropus juga teridentifikasi. Ini menunjukkan bahwa praktik pemotongan hewan ini telah ada sebelum Homo erectus muncul.
Paradoks Diet Daging
Seperti yang dinyatakan oleh antropolog John Hawks, “Saya akan sangat terkejut jika ada spesies hominid yang tidak pernah mengonsumsi hewan.” Hal ini menandakan bahwa pemotongan daging merupakan praktik umum di kalangan nenek moyang kita yang hidup jauh sebelum Homo erectus. Ada indikasi bahwa kebiasaan ini terkait dengan perkembangan otak yang lebih besar, tetapi bukan menjadi penyebab utamanya.
Dalam perspektif ini, penting untuk meninjau kembali narasi mengenai diet awal manusia dan mempertimbangkan bahwa karnivora mungkin berlaku jauh lebih awal daripada yang diperkirakan sebelumnya. Penelitian ini membuka wawasan baru tentang evolusi manusia dan cara kita beradaptasi dengan lingkungan semasa itu.