Headline24jam.com – KakaoBank, bank digital terkemuka di Korea Selatan, sedang mengembangkan stablecoin yang terikat pada won, bernama “Kakao Coin,” dan telah memulai perekrutan untuk tenaga ahli blockchain. Pengembangan ini terjadi sejalan dengan legislasi baru di negara tersebut yang mendukung pertumbuhan pasar sekuritas token (STO).
Upaya KakaoBank dalam Pengembangan Stablecoin
KakaoBank mengumumkan bahwa mereka sedang membangun infrastruktur blockchain untuk Kakao Coin, dengan fokus pada perekrutan pengembang backend yang memiliki keahlian dalam smart contract. Hal ini diharapkan dapat mendukung upaya penelitian mengenai teknologi blockchain dan penerapannya dalam layanan keuangan.
Kerjasama Strategis untuk STO
Pada sesi pemaparan hasil keuangan paruh pertama tahun 2025, CFO KakaoBank, Kwon Tae-hoon, menyatakan bahwa bank ini juga berencana untuk meluncurkan penawaran sekuritas token (STO). KakaoBank telah menjalin kerjasama dengan Korea Investment & Securities dan Lucent Block untuk mengembangkan produk dan sistem STO berbasis blockchain.
Konteks Legislasi Baru di Korea Selatan
Perkembangan ini merupakan respon terhadap amandemen legislatif terbaru pada Undang-Undang Sekuritas Elektronik dan Undang-Undang Pasar Modal di Korea Selatan. Undang-undang ini membuka jalan bagi perputaran pasar STO yang direncanakan akan diluncurkan pada paruh pertama tahun 2026. Menurut estimasi industri keuangan setempat, pasar STO di Korea Selatan bisa mencapai $287 miliar pada tahun 2030.
Persaingan di Pasar Stablecoin
Inisiatif KakaoBank mengikuti langkah pesaingnya, Naver, yang baru saja meluncurkan layanan dompet untuk stablecoin lokal di Busan. Naver juga berkolaborasi dengan firma modal ventura Hashed dan Bursa Aset Digital Busan. Kedua perusahaan tersebut memanfaatkan platform pembayaran yang sudah memiliki basis pengguna besar, dengan Naver melayani 30 juta pengguna setiap bulan dan KakaoPay juga memiliki basis pelanggan yang serupa.
Dengan langkah-langkah ini, KakaoBank berpotensi untuk mengubah lanskap keuangan digital di Korea Selatan dengan memperkenalkan stablecoin dan STO yang dapat meningkatkan integrasi layanan keuangan berbasis teknologi.