Headline24jam.com – Dalam penelitiannya yang dilakukan pada tahun 240 SM di Alexandria, Eratosthenes dari Cyrene berhasil menghitung keliling Bumi dengan alat sederhana, menunjukkan bahwa Bumi bukanlah datar. Ia memanfaatkan perbedaan panjang bayangan yang dihasilkan oleh tongkat di dua lokasi berbeda—Syene (Aswan) dan Alexandria—untuk membuktikan bahwa Bumi berbentuk bulat. Metode ini menunjukkan pemahaman ilmiah yang mendalam bagi zamannya.
Eratosthenes: Ilmuwan Serbaguna dari Zaman Kuno
Eratosthenes lahir pada 276 SM dan dikenal sebagai seorang ahli musik, matematikawan, geografer, dan penyair. Meskipun unggul di berbagai bidang, ia paling dikenal karena akurasi perhitungan keliling Bumi yang mencapai dalam rentang 1%. Sebutan “Beta” dijuluki oleh rekan-rekannya, menyiratkan bahwa ia adalah seorang jenius, namun tak satu pun bidang ilmu yang benar-benar dikuasainya sepenuhnya.
Metode Sederhana yang Mengubah Dunia
Dengan menggunakan hanya sebuah tongkat dan pengamatan bayangan, Eratosthenes dapat memperkirakan keliling Bumi. Di Syene, ia mencatat bahwa pada tanggal 21 Juni, cahaya matahari mencapai dasar sumur. “Saya melihat bayangan saya sangat pendek, hanya menutupi kaki saya dan tidak menyentuh tanah di sekitarnya,” ungkapnya. Sementara itu, di Alexandria, bayangan yang dihasilkan tongkatnya lebih panjang.
Mengukur Sudut dan Menghitung Jarak
Dengan mencatat sudut bayangan di Alexandria yang sebesar 7° 12′, Eratosthenes mengetahui bahwa perbedaan ini menunjukkan jarak antara kedua kota. Carl Sagan, astronom terkenal, menjelaskan bahwa “Sudut yang diobservasi setara dengan tujuh derajat dari tengah Bumi, yang merupakan sepertiga puluh dari total keliling Bumi.”
Pengukuran Jarak yang Akurat
Untuk mengkonversi perhitungan ini ke dalam ukuran nyata, Eratosthenes mempekerjakan bematist, profesional pengukur jarak. Mereka melaporkan bahwa jarak antara Syene dan Alexandria adalah sekitar 5,000 stadia, yang setara dengan 157.5 meter. Dengan rumus sederhana, Eratosthenes dapat memperkirakan keliling Bumi sekitar 250,000 stadia, yang akurat dalam batas 1.4% dari ukuran sebenarnya.
Kesimpulan dan Keterbatasan
Walaupun metode Eratosthenes sangat inovatif untuk zamannya, terdapat beberapa asumsi yang salah, seperti posisi geografis kedua kota dan kesalahan dalam penentuan panjang stadion. Meskipun demikian, hasil pengukurannya yang mengindikasikan keliling Bumi sekitar 40,075 kilometer mampu menunjukkan betapa briliannya kemampuan analitik Eratosthenes.
Eratosthenes adalah contoh cemerlang dari seorang ilmuwan yang menggunakan pengetahuan yang tersedia untuk mengajukan pertanyaan besar tentang dunia. Metode dan temples yang ia usung menggetarkan dunia ilmu pengetahuan, masih relevan hingga saat ini.