Headline24jam.com – Insanul Fahmi, seorang tokoh publik, baru-baru ini membuat pengakuan mengejutkan mengenai kehidupan pribadinya. Dalam sebuah momen emosional, ia mengakui kesalahan besar yang telah dilakukannya—melakukan nikah siri dan poligami di belakang istri sahnya, Wardatina Mawa. Pengakuan ini disampaikan dalam sebuah wawancara di Jakarta, di mana Insanul terlihat sangat menyesal atas tindakan yang merusak keharmonisan keluarganya.
Sambil menahan tangis, Insanul mengungkapkan, “Aku mau coba datang ke Mawa. Aku bakal diskusi sama dia. Aku mau minta maaf, maaf udah gagal.” Ia menilai dirinya tidak hanya gagal sebagai suami, tetapi juga sebagai ayah bagi anak-anaknya. “Ini semua tanggung jawabku,” tambahnya, menunjukkan rasa penyesalan yang mendalam.
Mencari Pengampunan
Insanul berencana menemui keluarga Mawa untuk meminta maaf secara langsung. “Aku bakal datangin keluarganya minta maaf. Nggak apa-apa hina aku. Memang aku hina, menjijikkan,” ungkapnya dengan nada haru. Ia juga berkomitmen untuk meminta maaf kepada Inara Rusli, perempuan yang terlibat dalam kehidupannya.
Di tengah kesedihan, Insanul tidak lupa menyampaikan permohonan maaf kepada para guru spiritualnya, termasuk ustaz Derry Sulaiman dan Kiai Mahrus. Ia menekankan bahwa semua yang terjadi adalah hasil dari kesalahannya sendiri. “Aku minta maaf sama semua teman-teman, mitra, dan komunitas, karena ini murni dari kesalahan. Nggak ada keterlibatan orang lain,” tegasnya.
Permohonan untuk Publik
Dengan nada penuh harap, Insanul meminta kepada publik untuk berhenti menghujat dan mengecam Mawa maupun Inara. “Tolong jangan hujat orang lain. Orang yang pantas dihujat itu aku,” ujarnya. Ia mengakui masih banyak yang perlu dipelajarinya dan berjanji untuk memperbaiki diri.
“Kami semua manusia yang bisa salah. Dalam agama, memang benar, tetapi apa yang aku lakukan masih salah,” pungkasnya. Pengakuan ini menggugah simpati banyak pihak dan menjadi sorotan hangat di blantika hiburan Indonesia.
Dengan pernyataan ini, Insanul Fahmi berharap dapat mengembalikan kepercayaan orang-orang di sekitarnya dan memperbaiki kesalahan masa lalu. Dia berjanji untuk belajar dari pengalaman ini agar tidak terulang di masa depan.