Headline24jam.com – Pengamat Ekonomi Teuku Riefky dari LPEM UI memprediksi bahwa belanja gadget dan barang elektronik di Indonesia akan stagnan pada tahun 2026. Prediksi ini muncul dalam acara Digital Economy & Telco Outlook 2026 yang berlangsung pada 26 November 2025, dengan mencermati kondisi ekonomi yang belum stabil dan daya beli masyarakat yang rendah.
Menurut Riefky, konsumsi masyarakat Indonesia mengalami penurunan dari pertumbuhan daya beli 5% di masa lalu menjadi hanya 3% sejak 2017. “Walaupun tingkat belanja gadget stagnan, masyarakat tetap akan berbelanja, hanya saja dengan pengeluaran yang lebih tertekan,” ungkapnya. Dia menambahkan bahwa destinasi liburan masyarakat mungkin berubah, dari Bali atau Malaysia menjadi Bogor atau Bandung.
Penyebab Stagnasi Daya Beli
Riefky menyebutkan bahwa salah satu faktor penentu stagnasi ini adalah kondisi lapangan pekerjaan yang tidak optimal. “Untuk meningkatkan daya beli masyarakat, pemerintah perlu memberikan kepastian hukum agar lebih banyak investasi dapat dilakukan,” tegasnya.
Tren Ekonomi Digital 2026
Dalam rangkaian acara yang sama, CEO Selular Media Network, Uday Rayana, menekankan pentingnya inovasi dalam mendorong daya saing ekonomi Indonesia. Uday mengungkapkan keyakinan bahwa meskipun ada tantangan dari perlambatan ekonomi global, prospek ekonomi digital Indonesia masih dapat tumbuh pada tahun 2026. “Pertumbuhan ini diperkirakan didorong oleh adopsi teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI), jaringan 5G, dan komputasi awan,” imbuhnya.
Dalam diskusi tersebut, panelis termasuk Bramantiyoko Sasmito dari NielsenIQ Indonesia, yang mencatat adanya peningkatan pasar gadget di kuartal kedua dan ketiga tahun 2025. “Kami optimis tahun 2026 masih akan ada pertumbuhan, asalkan brand mampu menghadirkan produk yang memenuhi keinginan konsumen,” kata Sasmito.
E-Commerce Masih Berpeluang Tumbuh
Arnold Sebastian Egg, CEO Toco, memberikan pandangan positif terkait fenomena e-commerce di Indonesia. “Meski beberapa platform tutup, saya yakin e-commerce masih dapat tumbuh. Kunci pertumbuhannya adalah kemampuan untuk berimprovisasi,” ujarnya.
Kelik Fidwiyanto dari DANA pun sepakat bahwa inovasi sangat penting, terutama dalam jasa keuangan digital. Dia menyebutkan penerapan teknologi AI yang membantu meminimalisir penipuan dan memperbaiki layanan pelanggan sebagai salah satu langkah lanjut.
Acara ini menghadirkan berbagai ahli yang membahas tren di industri teknologi dan ekonomi digital Indonesia, berfokus pada inovasi sebagai kunci untuk mengatasi tantangan yang ada.