
Headline24jam.com – Penelitian terbaru dari kelompok Penelitian Perawatan Akhir Hidup di Belgia mengungkapkan pandangan unik 45 dokter dari Italia, Belgia, dan AS tentang keinginan mereka menghadap akhir hidup. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana pengalaman medis mempengaruhi preferensi dokter dalam merencanakan akhir hayat mereka.
Pandangan Dokter tentang "Kematian yang Baik"
Studi ini menunjukkan perbedaan yang mencolok antara pilihan akhir hidup dokter dan cara mereka merawat pasien. Konsep "kematian yang baik" bervariasi berdasarkan latar belakang budaya dan pengalaman pribadi, terutama akibat kontak langsung mereka dengan pasien yang menghadapi akhir hayat.
Metodologi Penelitian
Peneliti mewawancarai tiga jenis dokter: dokter umum, dokter perawatan paliatif, dan spesialis medis lainnya yang mungkin berhadapan dengan masalah pasien di akhir hayat. Metode wawancara semi-terstruktur digunakan untuk menggali pandangan individu masing-masing dokter.
Temuan Utama
Sebagian besar dokter menyatakan telah memikirkan preferensi pribadi mereka terkait akhir hidup. "Banyak dokter berbagi bahwa mereka sering berpikir tentang mortalitas mereka sendiri," tulis tim peneliti. Para dokter palliative care mengaku telah merenungkan preferensi mereka lebih mendalam dibandingkan dokter umum dan spesialis lainnya.
Elemen dari "Kematian yang Baik"
Dokter menyebutkan bahwa kematian yang baik meliputi berada di rumah atau hospice, didampingi orang terkasih, memiliki waktu untuk berpamitan, dan tidak menderita. Mereka ingin memastikan bahwa semua urusan, baik spiritual maupun praktis, sudah diatur dengan baik.
Perbedaan antara Dokter dan Pasien
Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa dokter lebih memilih untuk menghindari perawatan agresif yang sering mereka saksikan pada pasien. Banyak pasien cenderung memilih perawatan yang memperpanjang hidup meskipun lebih memilih kenyamanan. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh ketakutan atau kurangnya pengetahuan medis.
Pengaruh Budaya dan Kesadaran Hukum
Pandangan dokter terhadap pilihan akhir hidup juga dipengaruhi oleh faktor budaya, hukum, dan spesialisasi mereka. Misalnya, dokter di Belgia dan Wisconsin, di mana kematian yang dibantu secara hukum diizinkan, cenderung melihatnya sebagai solusi positif, sementara dokter dari Italia menunjukkan ketidaknyamanan karena keyakinan budaya atau hukum mereka.
Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya
Studi ini menyoroti banyaknya faktor yang membentuk preferensi dokter terhadap akhir hidup dan memberikan wawasan untuk penelitian mendatang. Peneliti merekomendasikan agar studi selanjutnya mengeksplorasi bagaimana preferensi ini mempengaruhi praktik klinis mereka dan apakah mereka memisahkan preferensi pribadi dari pasien.
Studi ini diterbitkan dalam jurnal Palliative Care and Social Practice, memberikan kontribusi penting untuk pemahaman tentang keinginan akhir hidup dokter dan pasien.