
Headline24jam.com – Para ilmuwan terkejut saat menemukan bahwa partikel fosfor dapat menyebar secara merata di tanaman sukulen ketika disuntikkan ke dalam daunnya. Penemuan ini menghasilkan sukulen yang dapat bercahaya layaknya makhluk alien dari film Avatar, dengan cahaya yang bertahan selama berjam-jam.
Penemuan yang Mengejutkan
Shuting Liu, penulis utama dari Universitas Pertanian Selatan Tiongkok, menjelaskan bahwa hasil ini sangat mengejutkan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jaringan tanaman membatasi transportasi partikel, bahkan nanopartikel sulit untuk didistribusikan secara cepat dalam jumlah besar. Namun, partikel setelah cahaya berukuran mikron mampu menyebar secara cepat dan merata pada daun sukulen seperti Echeveria ‘Mebina’.
Cara Kerja Partikel Fosfor
Succulent yang bersinar di gelap dapat mengisi ulang cahaya saat terkena sinar matahari. Proses penciptaan tanaman ini melibatkan injeksi senyawa pemancar cahaya sintetis yang dikenal sebagai partikel fosfor setelah cahaya. Partikel ini mirip dengan bintang yang digunakan dalam mainan, yang menyerap cahaya dan kemudian mengeluarkannya perlahan saat Anda tidur.
Ukuran Partikel yang Ideal
Para peneliti harus mengecilkan ukuran partikel fosfor menjadi sekitar setengah lebar sel darah merah agar bisa bergerak melalui jaringan daun. Penentuan ukuran yang tepat memakan waktu karena partikel yang lebih kecil lebih mudah menyebar, namun cahayanya tidak secerah yang diharapkan. Di sisi lain, partikel yang terlalu besar tidak dapat menjangkau seluruh daun.
Ciri Unggulan dari Succulent yang Bercahaya
Akhirnya, peneliti menemukan ukuran yang pas, sehingga sukulen dapat memancarkan cahaya setara lampu malam selama sekitar 2 jam setelah terpapar cahaya selama beberapa menit. Liu menyatakan, “Partikel menyebar dalam hitungan detik, dan seluruh daun sukulen bercahaya.”
Potensi Aplikasi dan Penelitian Lanjutan
Walaupun tanaman bercahaya telah ada sebelumnya melalui rekayasa genetika, hasil ini menawarkan warna yang lebih beragam, termasuk merah, biru, hijau, dan oranye. Tim peneliti masih perlu melakukan pengujian untuk memastikan bagaimana tanaman bereaksi terhadap perlakuan ini dalam jangka panjang.
Jika terbukti aman, mereka berharap bisa mengembangkan sistem pencahayaan berbasis tanaman yang sederhana dan hemat biaya. Liu menambahkan, “Kami akan memulai dengan karya pameran dan lampu malam kecil yang dapat diisi ulang dengan tenaga surya.” Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Matter.