
Headline24jam.com – Penelitian terbaru mengungkap strategi mengejutkan dari laba-laba sheetweb, yang memanfaatkan bioluminesensi kunang-kunang terperangkap sebagai umpan hidup untuk menarik mangsa. Dalam penemuan ini, laba-laba dari spesies Psechrus clavis telah diketahui mengizinkan kunang-kunang jantan dari spesies Diaphanes lampyroides yang terjebak dalam jaringnya untuk tetap bersinar selama hampir satu jam setelah tertangkap.
Strategi Berburu yang Terang
Meskipun kunang-kunang jantan terjebak, laba-laba ini tidak langsung memangsanya. Sebaliknya, laba-laba ini membiarkan kunang-kunang tersebut berpendar, menciptakan sinyal bioluminescen mirip iklan neon yang menarik perhatian kunang-kunang betina. Laba-laba nocturnal ini membuat jaring di pinggir pohon atau di antara bebatuan, pada ketinggian 10 hingga 70 centimeter dari tanah.
Mekanisme Bioluminesensi
Kunang-kunang jantan yang terjebak belum sepenuhnya kehilangan kemampuannya untuk bersinar. Dalam eksperimen lapangan yang dilakukan di Taiwan, peneliti mengamati bahwa kunang-kunang ini terus memancarkan cahaya yang mirip dengan pola cahaya kunang-kunang betina. Kemungkinan, cahaya ini dipicu oleh respons sistem saraf mereka terhadap racun laba-laba atau stres akibat terperangkap di jaring.
Simulasi Cahaya dan Daya Tarik
Untuk mengurangi gangguan terhadap kunang-kunang dan laba-laba selama penelitian, beberapa jaring juga dilengkapi dengan lampu LED yang meniru cahaya kunang-kunang. Dari kejauhan, sinyal ini tampak mencurigakan seperti calon pasangan dan berhasil menarik hingga sepuluh kali lebih banyak kunang-kunang jantan.
Eksploitasi Sensori
Penelitian ini menunjukkan bahwa Psechrus clavis mungkin melakukan apa yang dikenal dalam biologi sebagai "eksploitasi sensori". Laba-laba ini memanfaatkan sinyal komunikasi dari satu spesies untuk keuntungan dirinya sendiri.
Dr. I-Min Tso, penulis utama studi ini, menjelaskan, “Studi ini memberi cahaya baru tentang cara predator nocturnal beradaptasi untuk menarik mangsa.”
Analogi di Alam
Kecurangan semacam ini tidak hanya muncul pada laba-laba. Ada juga amphibian seperti katak túngara yang tidak hanya menarik pasangan dengan suara mereka, tetapi juga menarik predator. Larva kumbang blister bahkan menipu lebah soliter dengan meniru aroma kimia dari betina.
Pertimbangan Risiko
Namun, keberadaan cahaya di jaring laba-laba dapat menarik predator ke arah mereka. Meskipun begitu, sebagian besar ancaman ini adalah pemburu siang. Laba-laba nocturnal ini berhasil menghindari risiko terburuk sambil memanfaatkan kesempatan di malam hari, terutama di musim dingin saat makanan sulit ditemukan.
Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Journal of Animal Ecology.