
Headline24jam.com – Mercusuar Willem III, bangunan bersejarah berwarna putih setinggi 30 meter, berdiri kokoh di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Sebagai satu-satunya mercusuar di Jawa Tengah, bangunan ini menjadi saksi bisu perkembangan perdagangan dan pelayaran di kota pelabuhan tersebut.
Mercusuar Willem III: Penunjuk Arah Pelaut
Kehadiran Mercusuar Willem III sangat vital bagi para pelaut. Mercusuar ini berfungsi menuntun kapal-kapal yang ingin bersandar di pelabuhan, memainkan peran penting terutama ketika Semarang dikenal sebagai pusat ekspor gula terbesar kedua di dunia.
Bangunan ini terletak di dekat Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Klas I Tanjung Emas, mengatur lalu lintas laut yang padat dengan fasilitas yang memadai.
Sejarah dan Perkembangan Pelabuhan Semarang
Pembangunan Mercusuar Willem dimulai oleh Belanda pada tahun 1879 dan selesai pada tahun 1884. Nama mercusuar ini diambil dari nama Raja Willem III. Menurut sejarawan Rukardi Achmad, mercusuar ini berkaitan erat dengan sejarah pelabuhan di Semarang, yang sejak zaman Kerajaan Mataram Kuno telah dikenal sebagai tempat perniagaan.
Dari kawasan Bergota, Belanda memindahkan pelabuhan ke Boom Lama pada tahun 1830-an untuk mengatasi masalah kapasitas. Namun, pelabuhan tersebut pun kemudian menemui kendala serupa.
Belanda Mendirikan Pelabuhan Baru
Belanda mengambil langkah lebih lanjut dengan membangun kanal baru pada tahun 1850-an yang memperpendek perjalanan. Proyek ini menjadikan Mercusuar Willem III sebagai saksi bisu atas pembentukan pelabuhan baru yang ditargetkan untuk meningkatkan aktivitas pelayaran di Semarang.
Pembangunan kanal sepanjang 1,3 kilometer ini membuka jalan untuk pergerakan kapal-kapal besar, meskipun kemudian dihadapkan pada isu pendangkalan yang signifikan pada tahun 1910-an.
Mercusuar Willem III Tetap Beroperasi
Hingga kini, Mercusuar Willem III masih berfungsi sebagai pemandu kapal. Setiap hari, lima petugas bertugas menjaga dan merawat bangunan tersebut. Mercusuar ini dilengkapi dengan lampu berkekuatan 1.000 watt yang mampu memancarkan sinyal hingga 20 mil.
Pengelolaan mercusuar berada di bawah Kementerian Perhubungan, memastikan bahwa fungsinya tetap relevan dalam mendukung aktivitas pelayaran modern.
Kesimpulan
Mercusuar Willem III tidak hanya menjadi penunjuk arah bagi para pelaut, tetapi juga simbol sejarah yang menyimpan berbagai cerita perkembangan Pelabuhan Tanjung Emas dan Kota Semarang. Seiring waktu, mercusuar ini tetap relevan sebagai bagian penting dalam sejarah dan perdagangan maritim Indonesia.