
Headline24jam.com – Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa "Shroud of Turin", kain yang dipercaya oleh sebagian orang sebagai pelindung tubuh Yesus Kristus, telah disebutkan dalam karya tulis seorang cendekiawan pada abad ke-14. Karya tersebut, yang ditulis antara tahun 1355 hingga 1382, mengindikasikan bahwa keberadaan kain ini sudah diketahui dan dipertanyakan keasliannya sejak lama.
Temuan Baru Mengenai Shroud of Turin
Shroud of Turin merupakan kain linen besar yang menyimpan citra samar yang diyakini oleh beberapa orang sebagai gambaran wajah Yesus Kristus, lengkap dengan mahkota duri dan bercak-bercak yang diduga darah. Namun, keaslian kain ini selalu menjadi perdebatan.
Bukti Sejarah dan Pertentangan Keaslian
Rekor sejarah pertama yang mencatat keberadaan shroud ini berasal dari tahun 1354, milik seorang kesatria bernama Geoffroi de Charnay. Tiga puluh lima tahun setelahnya, shroud ini dipamerkan namun dinyatakan sebagai penipuan oleh Uskup Troyes, yang menyebutnya "lukisan yang disusun dengan cerdik".
Meskipun demikian, banyak paus yang mengakui keaslian shroud ini dan melakukan ziarah ke tempatnya hingga tahun 2015. Saat ini, shroud ini jarang dipamerkan namun telah melalui berbagai pengujian ilmiah untuk menentukan asal usul dan pembuatannya.
Pengujian Radiokarbon
Pada tahun 1980-an, kain ini menjalani pengujian radiokarbon oleh tiga tim ilmuwan yang bekerja secara independen. Sebuah laporan yang diterbitkan di Nature mencatat bahwa hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa kain Shroud of Turin berasal dari rentang tahun 1260-1390, dengan tingkat kepercayaan setidaknya 95 persen. Hasil ini memberikan bukti kuat bahwa kain ini berasal dari era abad pertengahan.
Studi Terbaru: Karya Cendekiawan Abad Ke-14
Penelitian terbaru ini melibatkan sebuah artikel oleh Dr. Nicolas Sarzeaud, yang menyebutkan bahwa Nicole Oresme, seorang cendekiawan Norman, mencatat shroud ini sebagai contoh jelas penipuan gerejawi. Oresme menyoroti sikap skeptis terhadap klaim-klaim miraculous dari petugas gereja, menyatakan, "Saya tidak perlu mempercayai siapa pun yang mengklaim: ‘Seseorang melakukan keajaiban untukku’," di mana ia merujuk pada kisah shroud di Champagne.
Sikap Skeptis Abad Pertengahan
Oresme mengambil pendekatan rasional dalam menilai fenomena yang belum terjelaskan, menggunakan kriteria seperti jumlah saksi dan keandalan mereka. Tidak hanya itu, Oresme memperingatkan terhadap rumor yang tidak berdasar.
Menurut Sarzeaud, Oresme menulis tentang penipuan ini sekitar tahun 1370 setelah mengetahui informasi tersebut saat berkhidmat kepada Raja Prancis. Penelitian ini menunjukkan bahwa berita tentang penipuan shroud ini telah menyebar luas hingga mencapai Paris.
Relevansi Temuan Terkini
Andrea Nicolotti, Profesor Sejarah Kekristenan di Universitas Turin, menegaskan bahwa temuan Oresme sangat penting karena mengkonfirmasi bahwa pada saat itu, kain tersebut secara samar-samar telah diketahui sebagai penipuan. "Shroud adalah kasus paling terdokumentasi dari relik yang dipalsukan di Abad Pertengahan dan salah satu dari sedikit contoh kultus yang dihentikan oleh gereja," jelasnya.
Karya Oresme menunjukkan bahwa meskipun masyarakat di era tersebut sering dianggap mudah dibohongi, ada juga pemikiran kritis yang berkembang. Penemuan ini tidak hanya menambah bukti skeptis terhadap keaslian Shroud of Turin tetapi juga menunjukkan bahwa keraguan terhadap relik tersebut telah ada jauh sebelum saat ini.
Artikel ini dipublikasikan di Journal of Medieval History.