
Headline24jam.com – Penemuan 60 juta ikan es berdarah putih di Antartika mengungkapkan betapa uniknya spesies ini dalam menghadapi tantangan lingkungan ekstrem. Ikan es, atau Channichthyidae, mampu bertahan di suhu sub-zero berkat evolusi yang memungkinkan mereka hidup tanpa hemoglobin dalam darah, menjadikan darah mereka transparan.
Evolusi Ikan Es
Ikan es merupakan contoh menarik dari spesies yang beradaptasi dengan lingkungan yang keras di Antartika. Sejak mendinginnya benua tersebut puluhan juta tahun yang lalu, ikan ini menempati ceruk ekologi yang baru.
Kondisi Tanpa Hemoglobin
Keunikan ikan es terletak pada ketidakberadaan hemoglobin dalam darah mereka. Ini mengakibatkan warna mereka yang pucat dan kemampuan transportasi oksigen yang jauh lebih rendah dibandingkan ikan berdarah merah. Menurut studi tahun 2003, "kapasitas pengangkutan oksigen darah ikan es, meski terdapat peningkatan kelarutan gas pada suhu rendah, hanya sepertiga dari ikan teleost merah."
Penemuan Sarang Ikan
Penemuan terbesar terjadi pada tahun 2022, ketika para ilmuwan menemukan sarang ikan es di bawah Filchner Ice Shelf di Laut Weddell. Area ini merupakan tempat pemijahan ikan terbesar yang pernah ditemukan, dengan sekitar 16,160 sarang ikan di area seluas 45,600 meter persegi.
“Setelah penemuan sarang yang spektakuler ini, kami mulai merancang strategi untuk mengetahui seberapa besar area pemijahan ini,” kata Autun Purser dari Alfred Wegener Institute di Jerman.
Perlindungan Spesies
Estimasi terakhir menunjukkan pembiakan ikan ini mencakup sekitar 60 juta individu, menjadikannya area penting yang perlu dilindungi. Pengajuan untuk menetapkan daerah ini sebagai Marine Protected Area (MPA) telah dipertimbangkan oleh Uni Eropa dan CCAMLR sejak 2016 namun belum terwujud.
Kita berharap dapat melakukan tindakan yang sesuai untuk melindungi makhluk unik berdarah putih ini.