
Headline24jam.com – Penemuan fosil pterosaurus di Solnhofen, Jerman, mengungkap misteri mengapa fosil bayi pterosaurus sering kali ditemukan dalam kondisi sangat baik. Penelitian yang dipimpin oleh Rab Smyth dari Universitas Leicester ini menunjukkan bahwa kondisi cuaca ekstrem berperan besar dalam proses fosilisasi.
Fosil Pterosaurus yang Terawetkan dengan Baik
Pterosaurus dikenal sulit ditemukan, terutama yang terawetkan dengan baik. Di Solnhofen Limestones, ilmuwan menemukan hatchling pterosaurus yang hampir sempurna, sementara fosil dewasa umumnya terputus-putus. Smyth menjelaskan, "Kerangka pterosaurus yang sangat ringan memiliki tulang yang berongga dan tipis, ideal untuk terbang tetapi buruk untuk fosilisasi."
Penemuan Lucky dan Lucky II
Dua fosil, Lucky dan Lucky II, adalah hatchling dari spesies Pterodactylus, yang terbang sekitar 150 juta tahun yang lalu. Mereka memiliki sayap yang kurang dari 20 sentimeter dan menunjukkan bukti cedera patah pada sayapnya. Dr. David Unwin, rekan penulis penelitian, menyatakan, "Saat Rab menemukan Lucky, kami sangat bersemangat dan menyadari bahwa itu bukan sekedar kebetulan. Saat Lucky II ditemukan, kami tahu ini adalah bukti bagaimana hewan ini mati."
Penyebab Kematian yang Menarik
Kedua pterosaurus kecil ini kemungkinan besar terjebak dalam badai yang menyebabkan cedera fatal. Fraktur pada sayap mereka menunjukkan adanya gaya putar yang kuat, mirip dengan apa yang terjadi pada payung yang terbalik karena angin kencang. Tidak bisa terbang, mereka jatuh dan kemungkinan tenggelam di laguna.
Keadaan Anoksik yang Ideal untuk Fosilisasi
Setelah jatuh, sedimen yang bergolak akibat badai mengubur mereka dengan cepat, menciptakan kondisi anoksik yang membunuh pemulung dan mencegah pembusukan. Penelitian ini menjelaskan mengapa fosil dari Solnhofen sangat terawetkan.
Revisi Pandangan tentang Ekosistem Solnhofen
Penemuan ini juga menunjukkan bahwa pterosaurus yang lebih besar mungkin dapat bertahan dari badai, sementara pterosaurus muda ini hanya menjadi korban naas. Smyth menegaskan, "Banyak dari pterosaurus ini bukanlah penduduk asli laguna. Mereka mungkin merupakan anak muda yang tinggal di pulau-pulau terdekat."
Melalui penemuan Lucky dan Lucky II, para ilmuwan mendapatkan wawasan baru tentang kematian pterosaurus muda, mengubah pemahaman kita tentang ekosistem Solnhofen. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Current Biology.