
Headline24jam.com – Pada awal Perang Dunia II, pemerintah Inggris membuat keputusan kontroversial dengan membunuh ratusan ribu hewan peliharaan sebelum konflik berskala besar dimulai. Langkah ini dipicu oleh kekhawatiran bahwa selama masa rationing makanan, pemilik akan memilih untuk memberi makan hewan peliharaan mereka daripada diri mereka sendiri, atau bahkan meninggalkan hewan tersebut untuk mati kelaparan.
Pembentukan Komite dan Kebijakan
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Inggris membentuk National Air Raid Precautions Animals Committee. Mereka percaya bahwa solusinya adalah mendorong masyarakat untuk segera memusnahkan hewan peliharaan yang sehat. Dalam sebuah pamflet yang disebarkan, disarankan agar pemilik hewan mempertimbangkan untuk memindahkan hewan mereka ke pedesaan. Jika itu tidak mungkin, mereka lebih baik "manusiawi" menghancurkan hewan peliharaan mereka.
Antrian Panjang dan Keputusan Tragis
Setelah deklarasi perang, pemilik hewan peliharaan berbondong-bondong untuk menyerahkan hewan mereka. "Para petugas teknis yang terlibat dalam tugas yang menyedihkan ini tidak akan pernah melupakan tragedi pada hari-hari itu," kata pendiri People’s Dispensary for Sick Animals. Dalam waktu satu minggu, lebih dari 400.000 anjing dan kucing sudah dihimpun.
Dampak dan Kritik Publik
Antrean panjang terlihat di depan tempat penampungan hewan, mencapai setengah mil. Akibatnya, banyak hewan peliharaan yang kemudian dikuburkan secara massal. Total, lebih dari 750.000 hewan peliharaan dibunuh selama periode ini. Meski banyak pemilik mengira mereka melakukan hal yang benar, The Times melaporkan bahwa banyak hewan peliharaan dimusnahkan tanpa alasan yang kuat selain ketidaknyamanan pemilik.
Survival dan Kesadaran Baru
Hewan peliharaan yang berhasil selamat dari gelombang pemusnahan awal sebagian besar bertahan hingga akhir perang. Ini menunjukkan bahwa ada alternatif yang lebih baik daripada keputusan yang diambil pada saat krisis. Peristiwa tersebut menjadi bagian dari sejarah yang kelam, menyoroti tantangan dan dilema moral yang dihadapi masyarakat pada saat itu.