Headline24jam.com – Anggota Komisi A DPRD Ciamis, H. Oman, menyayangkan minimnya serapan produk ketahanan pangan lokal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Ia menilai meski program ini digencarkan oleh pemerintah pusat, hasil pertanian dan peternakan desa belum mendapat dukungan yang layak.
Tantangan Distribusi Produk Pertanian
H. Oman mengungkapkan, meskipun ada potensi melimpah dalam pertanian lokal, hasil komoditas tetap sulit terserap. Salah satu faktor utama adalah rendahnya daya beli pasar, yang berimbas pada harga jual produk pertanian.
Kebijakan Dapur Umum
Ironisnya, beberapa dapur umum, seharusnya berperan dalam mendukung program MBG, lebih memilih membeli bahan baku dari luar daerah, seperti Garut. Di Ciamis, banyak petani yang memproduksi sayuran seperti terong, buncis, dan kacang panjang, namun tidak terserap oleh dapur umum.
Kerjasama yang Kurang Optimal
“Bagaimana produk lokal bisa diabaikan? SPPG bahkan memilih berbelanja dari luar daerah, padahal kami memiliki produk lokal yang melimpah. Ini merugikan ekonomi desa,” tegas H. Oman.
Dia menilai, program MBG cenderung menguntungkan pengusaha luar daerah, yang memanfaatkan buah-buahan dan sayuran dari luar Ciamis. Berbagai petani lokal seharusnya bisa menyuplai kebutuhan tersebut.
Kolaborasi antara SPPG dan Petani Lokal
Menurut H. Oman, penting untuk membangun kerjasama yang lebih akrab antara SPPG, dapur MBG, dan pelaku ekonomi lokal seperti kelompok tani dan Bumdes. “Masyarakat desa perlu ikut merasakan manfaat dari program ini,” katanya.
Mendorong Perekonomian Desa
H. Oman menekankan, program ketahanan pangan bukan sekedar seremonial. Jika tidak dikelola dengan baik, tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa akan sulit tercapai. Ia mendorong agar petani lokal lebih dilibatkan dalam menyuplai produk untuk program MBG.
“Prioritaskan penyerapan produk desa agar perekonomian perdesaan dapat tumbuh dan berkembang,” tutupnya.