
Headline24jam.com – Nepal mengalami gelombang protes besar-besaran yang menyebabkan sedikitnya 22 orang tewas dan ratusan lainnya terluka, mengakibatkan pengunduran diri Perdana Menteri KP Sharma Oli pada 8 September. Aksi yang dinamakan “Revolusi Gen Z” ini dipicu oleh larangan pemerintah terhadap 26 platform media sosial, termasuk WhatsApp dan Instagram.
Pemicu Kerusuhan: Larangan Media Sosial
Kerusuhan dimulai setelah pemerintah Nepal melarang sejumlah platform media sosial dengan alasan tidak memenuhi tenggat waktu pendaftaran. Masyarakat, terutama generasi muda, menilai keputusan ini sebagai upaya untuk membungkam suara anti-korupsi yang menguat di media sosial.
Akar Masalah
Bagi para demonstran, larangan media sosial hanyalah pemicu. Kekecewaan mendalam terhadap praktik korupsi di kalangan elit politik Nepal menjadi akar dari ketidakpuasan ini. Banyak peserta aksinya terdiri dari mahasiswa yang menuntut reformasi serius terhadap pemerintah dan mengakhiri praktik korupsi.
Meningkatnya Kekerasan
Situasi memanas ketika ribuan pengunjuk rasa menyerbu pusat-pusat kota, termasuk Kathmandu. Tindakan aparat dengan gas air mata dan peluru tajam semakin memperburuk kondisi; 19 orang tewas pada hari pertama protes, diikuti oleh tiga orang lainnya pada hari berikutnya.
Kerusuhan Meluas
Dalam beberapa hari, protes meluas hingga terjadi pembakaran gedung-gedung pemerintah dan markas partai politik. Ada laporan penembakan di stasiun kepolisian dan kaburnya 1.500 tahanan dari penjara Nakkhu.
Keterlibatan Militer
Pengunduran diri PM Oli telah disetujui oleh Presiden Ram Chandra Paudel, yang segera memulai proses pemilihan perdana menteri baru. Namun, militer mengambil alih keamanan nasional dengan menegaskan kesiapan untuk mengendalikan situasi dan mengundang para pengunjuk rasa untuk berdialog.
Tuntutan Para Demonstran
Demonstran, sebagian besar dari kalangan muda, mengajukan dua tuntutan utama: pencabutan larangan media sosial dan penghentian praktik korupsi. Fokus kini bergeser ke desakan untuk pembaruan politik dan keadilan sosial.
Nepal tengah menghadapi salah satu krisis politik terburuk dalam beberapa dekade, menyoroti ketidakpercayaan publik terhadap elit politik dan perlunya reformasi mendalam yang lebih substansial.
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025