Headline24jam.com – Berokan Indramayu, kesenian tradisional yang kaya nilai budaya, kini menghadapi ancaman kepunahan. Dikenal sebagai pertunjukan penolak bala yang serupa dengan barongsai, seni ini telah ada sejak zaman dahulu dan menjadi bagian integral dari masyarakat Pantura, Jawa Barat.
Asal Usul Berokan Indramayu
Berokan, yang bermakna keselamatan dalam bahasa setempat, telah menjadi tradisi penting di wilayah pesisir utara Jawa Barat, dari Karawang hingga Cirebon. Pertunjukan ini tidak hanya sekadar hiburan, namun juga berfungsi untuk menangkal penyakit melalui ritual ruwatan.
Sejarah Pertunjukan Berokan
Seni topeng berokan diyakini berasal dari Mbah Kuwu Cirebon, Pangeran Cakrabuana, yang merupakan putra Prabu Siliwangi. Di abad ke-15, ia memanfaatkan seni pertunjukan ini untuk menyebarkan ajaran Islam, menggunakan tradisi yang dekat dengan budaya lokal agar lebih mudah diterima masyarakat.
Pangeran Cakrabuana menggambarkan berokan sebagai representasi hewan besar yang memiliki makna spiritual. Dalam penampilan, jika sang dalang hadir, berokan hidup, namun tanpa roh, berokan akan mati kembali kepada Sang Pencipta.
Mempertahankan Tradisi
Meskipun berokan memiliki akar sejarah yang kuat, minat generasi muda untuk melestarikannya semakin menurun. Proses pelestarian kesenian ini diperlukan untuk menjaga keberlanjutan tradisi yang telah ada ratusan tahun lamanya. Upaya yang bisa dilakukan termasuk pelatihan serta pertunjukan di sekolah-sekolah dan acara budaya.
Penampilan Berokan yang Unik
Berokan ditampilkan dengan bentuk mirip buaya menggunakan bahan sederhana seperti kulit dan karung goni, diperkaya dengan aksesori kain. Gerakannya yang energik, dipadu dengan iringan musik tradisional, memberikan kesan magis dan menarik saat disaksikan.
Tantangan dan Upaya Pelestarian
Kesenian berokan kini menghadapi tantangan besar, termasuk minimnya minat dari generasi muda dan keterampilan khusus yang diperlukan untuk melestarikannya. Komunitas seniman berusaha untuk melakukan pertunjukan dalam acara adat dan festival budaya sebagai bentuk penghargaan terhadap warisan leluhur.
Berokan di Indramayu bukan hanya sekadar pertunjukan, tetapi juga media sejarah penyebaran Islam. Dengan beragam karakter yang ditampilkan, seni ini terus menjadi jembatan antara budaya dan spiritualitas bagi masyarakat setempat.
(R10/HR-Online)