Headline24jam.com – Asian Development Bank (ADB) pada Senin, 27 Oktober, mengumumkan persetujuan pinjaman sebesar 100 juta dolar AS untuk mendukung sektor pariwisata Sri Lanka. Pinjaman ini bertujuan untuk memfasilitasi reformasi kebijakan strategis dan investasi yang sejalan dengan rencana pariwisata nasional negeri tersebut.
Dukungan untuk Sektor Pariwisata
Proyek yang didanai ini bertujuan untuk meningkatkan tata kelola sektor pariwisata dan memperkuat partisipasi sektor swasta. Selain itu, diharapkan bisa menarik lebih banyak wisatawan dan meningkatkan pendapatan devisa asing. Salah satu fokus utamanya adalah mengatasi kesenjangan infrastruktur dan memperkuat pemasaran destinasi wisata unggulan.
Rincian Program Pendanaan
Pendanaan untuk Program Pengembangan Sektor Pariwisata Berkelanjutan ini terdiri dari dua jenis pinjaman. Terdapat pinjaman lunak sebesar 70 juta dolar AS dan pinjaman reguler sebesar 30 juta dolar AS.
Fokus pada Reformasi Kebijakan
Menurut ADB, program ini akan mendukung berbagai reformasi kebijakan dan kelembagaan yang penting. Aspek-aspek yang akan diperbaiki meliputi tata kelola, manajemen aset, serta promosi dan pemasaran pariwisata. Selain itu, peningkatan keterampilan, digitalisasi, dan pengembangan pariwisata berkelanjutan juga menjadi fokus.
Diversifikasi dan Pemberdayaan
Program ini bertujuan untuk mendiversifikasi sektor pariwisata dengan mempromosikan kawasan yang belum dimanfaatkan, termasuk wisata bahari. Harapannya, ini dapat membuka destinasi baru, memperpanjang masa kunjungan wisatawan, dan menciptakan atmosfer yang mendukung partisipasi perempuan dalam sektor pariwisata.
Pendapatan Wisata yang Masih di Bawah Target
Meskipun kunjungan wisatawan ke Sri Lanka diprediksi akan kembali ke level tahun 2018 pada 2025, pendapatan sektor pariwisata masih berada di bawah angka sebelum pandemi. Country Director ADB untuk Sri Lanka, Takafumi Kadono, menyatakan, “Melalui reformasi kebijakan yang tepat, peningkatan infrastruktur, dan ketahanan sektor, pariwisata dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang inklusif.”
Dengan dukungan ADB, sektor pariwisata Sri Lanka diharapkan dapat bangkit dan berkontribusi lebih signifikan terhadap perekonomian nasional.