
Headline24jam.com – Indonesia menghadapi tantangan serius dalam kesehatan, terutama kesehatan anak. Menurut Survei Kesehatan Indonesia 2024, sekitar 23,8% anak di bawah lima tahun mengalami anemia, yang mengancam kualitas generasi mendatang.
Rawan Stunting dan Kesehatan Anak
Survei Status Gizi Indonesia 2024 dari Kementerian Kesehatan juga mencatat bahwa 19,8% anak mengalami stunting. Situasi ini makin diperparah oleh tingginya angka kelahiran prematur dan meningkatnya kondisi alergi susu sapi.
Kondisi kesehatan yang buruk di awal kehidupan tidak hanya berpengaruh pada kesehatan jangka pendek, tetapi juga pada kualitas sumber daya manusia di masa depan. Anak-anak yang menghadapi masalah ini berisiko mengalami keterlambatan perkembangan kognitif dan penurunan produktivitas.
Pentingnya Nutrisi dalam Mencegah Masalah Kesehatan
The World Bank memperkirakan bahwa investasi pada nutrisi dapat meningkatkan produktivitas ekonomi negara-negara berpendapatan rendah dan menengah hingga 110 miliar dolar AS. Nutrisi yang baik berperan sebagai strategi utama dalam menekan biaya kesehatan dan memberikan dampak ekonomi yang signifikan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa gizi yang lebih baik berhubungan langsung dengan kesehatan anak yang lebih baik, sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat, serta kehamilan dan persalinan yang lebih aman.
Inisiatif Danone dalam Kesehatan Anak
Danone Specialized Nutrition Indonesia berpartisipasi dalam forum Healthcare Innovation Leaders Asia 2025 di Jakarta pada 27–28 Agustus 2025. Forum ini menjadi wadah kolaborasi antara pemimpin kesehatan dan inovator global untuk mengatasi tantangan kesehatan di Asia.
Dr. Ray Wagiu Basrowi dari Nutricia Sarihusada menekankan pentingnya pencegahan sebagai investasi yang dapat menyelamatkan banyak jiwa dan menekan biaya kesehatan. "Intervensi preventif yang terjangkau efektif dalam mencegah perawatan mahal dan memberikan dampak signifikan," ujarnya.
Deteksi Dini sebagai Solusi
Salah satu cara untuk mencegah masalah kesehatan anak adalah dengan deteksi dini. Dr. Ray menjelaskan bahwa inovasi seperti ‘Iron Calculator’ dan pemeriksaan digital non-invasif memungkinkan identifikasi risiko kesehatan anak lebih cepat, sehingga intervensi dapat dilakukan lebih awal.
Sebuah studi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengonfirmasi bahwa skrining dini dan intervensi preventif nutrisi memegang peran penting dalam menurunkan risiko masalah kesehatan anak serta potensi biaya perawatan jangka panjang.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kesehatan anak di Indonesia dapat ditingkatkan serta memberikan dampak positif bagi kualitas hidup mereka di masa depan.