
Headline24jam.com – Upaya Indonesia mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) terus menjadi topik perhatian, terutama dari kalangan akademisi. Lulusan doktor Departemen Teknik Sistem dan Industri (DTSI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Joko Sulistio, melakukan kajian mendalam mengenai kebijakan energi nasional dengan pendekatan model sistem dinamis.
Konteks Penelitian
Dalam disertasinya, Joko mengangkat isu bahwa sektor energi berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca. Hal ini bertentangan dengan target Indonesia untuk mencapai EBT sebesar 23 persen pada 2025 dan 31 persen pada 2050, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional.
Tantangan Kebijakan Energi
Joko menekankan bahwa keberhasilan transisi energi tidak hanya tergantung pada inovasi teknologi, tetapi juga komitmen dan konsistensi kebijakan pemerintah. Namun, data menunjukkan bahwa kebijakan EBT yang ada belum optimal; pertumbuhan kapasitas energi konvensional masih lebih cepat dibandingkan dengan energi bersih. Ia menyatakan, “Indonesia butuh kebijakan yang lebih terarah untuk mendorong transisi energi secara efektif.”
Usulan Pendekatan
Sebagai solusi, Joko mengusulkan skenario kebijakan energi nasional menggunakan model sistem dinamis. Pendekatan ini mengkombinasikan analisis regresi, studi perilaku konsumen energi, serta pemodelan sistem dinamis dengan Powersim Studio 10. Model ini menggambarkan hubungan antara investasi, subsidi, kompensasi, dan kapasitas EBT.
Simulasi dan Temuan
Dari hasil pemodelan, Joko mengungkapkan bahwa moratorium dan pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dapat mempercepat transisi energi. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap batu bara dan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik EBT. “Kebijakan ini dapat mengalihkan investasi untuk fokus pada EBT, sehingga mempercepat transformasi sistem energi menuju sumber yang lebih bersih,” ujarnya.
Harapan untuk Generasi Mendatang
Melalui penelitiannya, Joko berharap bahwa model yang dikembangkan dapat menjadi referensi akademik dan panduan praktis bagi pemerintah dalam mempercepat pencapaian target energi bersih nasional. Ia juga menekankan pentingnya peran generasi muda untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam mendukung transisi menuju EBT demi mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060.