Headline24jam.com – Asia Tenggara saat ini menghadapi bencana banjir besar dan badai yang melanda sejumlah negara, termasuk Vietnam, Thailand, Filipina, dan Indonesia. Musim hujan ekstrem ini dipicu oleh pertemuan dua fenomena iklim besar, La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD) negatif, yang menciptakan kondisi kelembapan yang luar biasa di atmosfer.
Dampak Banjir di Beberapa Negara
Hujan deras dalam beberapa pekan terakhir menyebabkan kerusakan signifikan di wilayah selatan Thailand hingga beberapa daerah di Indonesia. Ratusan rumah terendam, infrastruktur rusak, dan akses transportasi terputus, memaksa jutaan orang untuk mengungsi. Korban jiwa dilaporkan mencapai ratusan dengan kerugian ekonomi mencapai ratusan juta dolar.
Situasi Di Vietnam
Vietnam menjadi salah satu negara yang paling parah terdampak. Hujan yang tidak henti-hentinya membanjiri lebih dari 200.000 rumah dan menyebabkan setidaknya 90 orang meninggal. Selain itu, negara ini dihantam 14 topan dalam satu tahun, yang memicu banjir bersejarah di beberapa daerah aliran sungai.
Bencana di Filipina
Filipina juga mengalami dampak serius dari dua topan kuat, Kalmaegi dan Fung-wong, yang menyebabkan lebih dari 1,5 juta orang mengungsi. Pakar iklim menyebut Fung-wong sebagai “super topan” yang melanda seluruh wilayah negara tersebut.
Keadaan di Thailand
Selatan Thailand mengalami curah hujan tertinggi dalam 300 tahun. Kota Hat Yai terendam banjir dengan ketinggian air yang signifikan, memaksa pemerintah mengeluarkan status darurat dan mengerahkan militer untuk membantu evakuasi penduduk yang terjebak.
Ancaman Banjir di Malaysia
Malaysia berada dalam keadaan siaga tinggi, dengan lebih dari 3.000 titik rawan banjir terus dipantau. Banyak warga dipindahkan ke pusat pengungsian akibat hujan lebat yang terus mengguyur beberapa negara bagian.
Nasi Malang Indonesia
Di Indonesia, khususnya Sumatera Barat dan Sumatera Utara, hujan intens menyebabkan banjir besar. Area Padang mencatat 27.433 warga terdampak dengan banyak rumah hanyut dan infrastruktur rusak. Pemerintah Provinsi Sumbar menetapkan status tanggap darurat sampai 8 Desember 2025.
Di Sumatera Utara, hujan ekstrem di tujuh wilayah seperti Sibolga dan Tapanuli memicu banjir bandang, menghancurkan rumah dan memutus akses transportasi. Data dari BNPB mencatat puluhan korban dan kerugian besar bagi masyarakat.
Penyebab Cuaca Ekstrem
Menurut Channel News Asia, fenomena cuaca ini adalah hasil dari pertemuan La Nina dan IOD negatif yang menciptakan kelembapan tinggi. Lautan yang menghangat berkontribusi pada peningkatan penguapan dan intensitas presipitasi.
Tantangan ke Depan
Perubahan iklim global memperburuk kondisi, dengan suhu yang semakin meningkat dan kapasitas atmosfer untuk menahan uap air yang lebih tinggi. Para ahli memperingatkan bahwa dengan La Nina yang diperkirakan akan terus berlangsung hingga awal 2026, risiko banjir dan longsor akan tetap mengancam.
Pemerintah di negara-negara terdampak saat ini memfokuskan upaya pada respon darurat, dengan tantangan memastikan musim badai berikutnya tidak membawa dampak yang lebih parah.