Headline24jam.com – Di tengah konflik yang berkepanjangan di Ukraina, sebuah rumah sakit bawah tanah rahasia telah dibangun di Pokrovsk, bertujuan untuk memberikan perawatan medis yang aman bagi tentara yang terluka. Dengan kedalaman 6 meter, fasilitas ini dilengkapi dengan unit bedah, alat medis, dan sistem pemantauan untuk menanggulangi dampak serangan drone.
Fasilitas Medis yang Aman
Rumah sakit ini mulai beroperasi sejak bulan Agustus dan terletak dekat garis depan di Oblast Donetsk. Dokter bedah Mayor Oleksandr Holovashchenko menyatakan, “Ini adalah cara teraman untuk memberikan pertolongan kepada tentara kami yang terluka dan menjaga keselamatan tenaga medis.”
Kesiapan Menangani Korban Perang
Fasilitas ini juga memiliki kapasitas untuk menangani 30-40 pasien setiap hari. Banyak dari mereka merupakan korban serangan drone Rusia yang menjatuhkan granat dengan presisi tinggi. Mayor Holovashchenko menambahkan, “Sembilan puluh persen kasus kami berasal dari FPV. Ini adalah era drone dan jenis perang yang berbeda.”
Cerita Tentara yang Terluka
Baru-baru ini, tiga tentara memasuki rumah sakit ini. Artem Dvorskyi, 28 tahun, mengenang momen saat serangan menyakiti rekannya. “Semua yang ada di desa hancur. Drone ada di mana-mana,” ujarnya. Sementara Pavlo Filipchuk, 38 tahun, mengalami gegar otak akibat ledakan drone.
Ancaman Terhadap Fasilitas Kesehatan
Sejak 2022, rumah sakit dan fasilitas medis lainnya sering menjadi target serangan rudal. Menurut organisasi hak asasi manusia, sebanyak 261 tenaga kesehatan telah tewas dalam hampir 2.000 serangan. Untuk melindungi pasien dan tenaga medis, rumah sakit underground ini dibangun dari baja dan dilindungi oleh tanah dan pasir.
Dukungan dari Kolaborasi Industri
Proyek ini didanai oleh perusahaan baja Metinvest, yang merencanakan pembangunan total 20 unit serupa. Kepala Dewan Keamanan Nasional Ukraina, Rustem Umerov, mengatakan, “Unit-unit ini akan sangat penting untuk menyelamatkan nyawa militer kita.”
Menghadapi Tantangan Medis di Lapangan
Mayor Holovashchenko menjelaskan, beberapa tentara terpaksa menunggu lama sebelum dievakuasi karena ancaman serangan udara. “Kami memiliki dua pasien kritis yang harus menjalani amputasi,” ungkapnya.
Operasi 24 Jam
Rumah sakit bawah tanah ini beroperasi nonstop. Tim medis beristirahat sejenak sambil menunggu pasien berikutnya. Di luar, kucing merah rumah sakit menunggu di pintu masuk, menciptakan suasana yang mungkin sedikit tenang di tengah kekacauan perang.
Rumah sakit ini bukan hanya menjadi simbol perjuangan medis dalam krisis, tetapi juga merupakan upaya nyata untuk memberikan harapan di tengah gelombang kehancuran yang terus melanda.