
Headline24jam.com – Pidato Presiden Ir. Soekarno di Sidang Umum PBB tahun 1960 menjadi salah satu momen bersejarah dalam diplomasi Indonesia. Dalam pidatonya bertajuk “To Build the World Anew”, Soekarno menyerukan perombakan dunia yang dikuasai kolonialisme, menuju kemerdekaan dan kesetaraan.
Pesan Moral untuk Dunia
Soekarno menekankan, “Imperialism, and the struggle to defend it, is a great crime in our world.” Pernyataan ini menggambarkan protes terhadap penindasan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika serta penegasan bahwa perdamaian sejati dicapai hanya jika semua bangsa dihormati secara setara.
Kesinambungan Pesan
Enam puluh lima tahun kemudian, Presiden Prabowo Subianto berada di podium yang sama pada Sidang Umum PBB ke-80 tahun 2025. Ia menegaskan bahwa dunia yang damai tidak bisa terwujud jika bangsa-bangsa kecil hidup dalam ketakutan.
Dalam sambutannya, Prabowo menyatakan, “Dengan PBB yang kuat, kita bisa membangun dunia di mana yang lemah tidak menderita karena keterpaksaan, tetapi hidup dalam keadilan yang layak mereka dapatkan.” Di sini, Prabowo menegaskan posisi Indonesia sebagai jembatan moral dalam konstelasi dunia yang semakin kompleks.
Diplomasi yang Konsisten
Pidato Soekarno dan Prabowo menggambarkan konsistensi vaksinasi Indonesia dalam membela yang lemah dan menolak imperialisme. Soekarno berbicara kepada bangsa-bangsa yang baru merdeka, sementara Prabowo menangani konflik global dan struktur ketidakadilan saat ini.
Tindakan Nyata dalam Diplomasi
Soekarno dikenal sebagai motor Konferensi Asia-Afrika, memperkuat solidaritas negara-negara Selatan Global. Prabowo menawarkan kontribusi nyata, termasuk pengiriman hingga 20.000 pasukan perdamaian dan mendukung solusi dua negara untuk Palestina.
Warisan Diplomasi Indonesia
Dari Soekarno ke Prabowo, gema suara Indonesia di PBB tetap adalah seruan untuk kemanusiaan, perdamaian, dan keadilan. Kedua pemimpin ini membuktikan bahwa walau dunia berubah, amanat konstitusi tetap sama: menegakkan prinsip melawan kolonialisme dan imperialisme.
Di balik semua ini, teks Pembukaan UUD 1945 menekankan bahwa penjajahan harus dihapuskan. Pernyataan ini merupakan kompas moral yang memandu langkah diplomasi Indonesia.
Pesan Abadi untuk Masa Depan
Pidato yang disampaikan oleh Soekarno dan Prabowo di Fora PBB tersebut menjadi gema dari amanat konstitusi. Dari suara pemimpin baru merdeka hingga suara negara yang kuat, keduanya menekankan bahwa umat manusia, sekalipun berbeda, tetap merupakan satu keluarga dengan hak-hak yang sama.
Kesimpulan
Mendalami warisan diplomasi Indonesia, baik Soekarno maupun Prabowo secara konsisten menjadikan kemanusiaan dan perdamaian sebagai dasar setiap langkah diplomasi. Ini bukan hanya sekedar kebijakan luar negeri, melainkan bagian dari identitas bangsa yang memiliki kenyataan akan panggilannya dalam sejarah umat manusia.
Prof. Dr. Ermaya Suradinata, SH, MH, MS, pernah menjabat sebagai DIRJEN SOSPOL DEPDAGRI RI (1999-2001) dan Gubernur LEMHANNAS RI (2001-2005).
Update berita dan artikel menarik lainnya di Google News. Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update” dengan klik link ini.