
Headline24jam.com – Pencarian korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, memasuki hari keenam pada Sabtu (4/10/2025). Hingga saat ini, 17 orang dilaporkan meninggal dunia, 104 selamat, dan 46 orang masih dinyatakan hilang.
Evakuasi yang Sulit
Meski cuaca mendukung, pencarian korban yang diduga masih terperangkap di bawah reruntuhan tidaklah mudah. Struktur bangunan yang tidak stabil mengharuskan tim penyelamat bekerja dengan ekstra hati-hati.
Untuk membuka jalur evakuasi, alat berat digunakan secara terbatas untuk menghindari getaran yang berpotensi membahayakan baik korban maupun anggota tim penyelamat.
Temuan Korban
Pada pukul 14.00 WIB, Tim SAR berhasil menemukan satu jenazah di sektor A2, yang merupakan bagian depan reruntuhan. Jenazah tersebut dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi oleh tim DVI Polda Jatim. Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, mengonfirmasi penemuan ini.
Sore hari, pada pukul 16.15 WIB, satu lagi korban ditemukan di lokasi yang sama. Kemudian, pada pukul 17.33 WIB, petugas menemukan potongan tubuh di sektor A1, yang langsung dibawa ke Rumah Sakit untuk diidentifikasi.
Proses Identifikasi yang Ketat
Letjen (Purn) Suharyanto dari BNPB menjelaskan bahwa meski jenazah telah ditemukan, proses identifikasi tetap memerlukan prosedur forensik dan administrasi yang ketat. “Tidak bisa langsung diumumkan kepada keluarga,” tegasnya.
Tangga Kepercayaan Publik
Prosedur identifikasi tersebut bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam penyampaian identitas korban. BNPB telah memberikan penjelasan kepada masyarakat dan orang tua santri mengenai proses ini untuk menjaga transparansi informasi.
Masalah Konstruksi
Anggota Komisi V DPR RI, Sudjatmiko, menyatakan bahwa tragedi ini mencerminkan lemahnya budaya konstruksi yang aman di Indonesia. Ia mendukung audi teknis terhadap pembangunan pesantren untuk memastikan tidak ada lagi kejadian serupa di masa mendatang.
Cerita Korban Selamat
Dari data terbaru, 14 orang dari korban selamat masih menjalani perawatan, sementara 89 orang telah diperbolehkan pulang. Pejabat daerah seperti Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Sosial Syaifullah Yusuf telah menjenguk para korban.
Salah satu korban selamat, Syailendra Haikal, 13 tahun, berhasil diselamatkan setelah dua hari terperangkap. Ibunya menceritakan bagaimana Haikal tetap tenang dan berdoa di tengah reruntuhan.
Haikal, yang cerdas dan tabah, menunggu dengan cermat dan mengingat teori dari pelajaran yang diajarkannya. “Dia ingin melanjutkan sekolah dan bercita-cita jadi tentara,” tambah ibunya.
Kesimpulan
Hingga saat ini, pencarian korban masih dilanjutkan dengan teknik evakuasi yang hati-hati dan terencana. Upaya ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat tentang pentingnya standar keamanan dalam konstruksi.
Informasi lebih lanjut akan terus diperbarui seiring berjalannya proses evakuasi dan identifikasi.