Headline24jam.com – Kabar baik datang dari sektor kesehatan masyarakat Indonesia. Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka prevalensi stunting nasional menurun menjadi 19,8 persen dari 21,5 persen pada tahun lalu, yang berarti sekitar 357 ribu anak berhasil terhindar dari kondisi ini.
Penilaian Wakil Presiden
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian tersebut. Ia menilai bahwa penurunan ini merupakan hasil kerja sama dari berbagai pihak di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto, yang juga melanjutkan program dari pemerintahan sebelumnya.
“Alhamdulillah, ini atas arahan Bapak Presiden, kita berhasil menekan angka prevalensi stunting di 2024 menjadi 19,8 persen atau lebih baik dari proyeksi Bappenas yang 20,1 persen,” ujar Gibran saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2025 di Kementerian Kesehatan, Jakarta.
Indikator Gizi yang Membaik
Lebih lanjut, Gibran menjelaskan bahwa penurunan angka stunting ini diiringi dengan perbaikan indikator gizi lain. Tercatat juga terjadi penurunan pada jumlah balita yang mengalami wasting, overweight, dan anemia pada ibu hamil.
Target Masa Depan
Wapres mengingatkan pentingnya komitmen dari semua pemangku kepentingan untuk mencapai target stunting sebesar 14,2 persen pada tahun 2029 dan 5 persen pada 2045. “Kuncinya adalah sinergi antara pusat dan daerah. Semua pihak harus berjalan bersama untuk membawa program ini sampai tuntas,” tegasnya.
Praktik Terbaik dan Data yang Akurat
Gibran juga mendorong kepala daerah untuk meniru praktik terbaik dari wilayah yang sukses menekan angka stunting di bawah rata-rata nasional. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat 12 provinsi mencatat prevalensi di bawah 19,8 persen, termasuk Jawa Barat yang berhasil menurunkan stunting sebesar 5,8 persen.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, mengungkapkan bahwa penurunan ini merupakan hasil dari kolaborasi lintas sektor dan komitmen pimpinan daerah.
Inovasi Daerah dalam Penanganan Stunting
Di sisi lain, Kabupaten Klungkung di Bali menjadi daerah dengan angka stunting terendah, yakni 5,2 persen. Bupati Klungkung I Made Satria menyatakan bahwa inovasi melalui program KASINIKAH (Kami Siap Menikah) berhasil mendorong remaja putri calon pengantin dalam pencegahan anemia sebelum menikah, sehingga berdampak positif dalam penanganan stunting.
Pentingnya Basis Data Tunggal
Wapres Gibran juga menggarisbawahi pentingnya adanya basis data tunggal nasional. “Jangan sampai tiap lembaga punya data berbeda-beda. Semua kebijakan harus berbasis satu data,” tegasnya.
Penghargaan bagi Daerah Berprestasi
Sebagai bentuk apresiasi, Wapres Gibran menyerahkan Dana Insentif Fiskal (DIF) Tahun 2025 kepada sepuluh pemerintah daerah yang dinilai berhasil menurunkan stunting. Di antara yang menerima penghargaan adalah: Provinsi Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, dan Kabupaten Bojonegoro.
Wakil Presiden hadir didampingi oleh Menko PMK Pratikno, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, serta Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Muhaji.
Dapatkan update berita dan artikel menarik lainnya di Google News. Bergabunglah di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update” untuk berita pilihan setiap hari.