Headline24jam.com – Jakarta sedang menghadapi situasi darurat terkait penyakit tuberkulosis (TBC), dengan lebih dari 46.000 kasus terdeteksi sepanjang tahun ini. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta berharap untuk mengidentifikasi hingga 70.000 kasus pada tahun ini.
Upaya Pemprov dalam Penanganan TBC
Kepala Dinas Kesehatan Jakarta, Ani Ruspitawati, mengungkapkan bahwa Pemprov telah melakukan skrining pada 68.000 orang. Dari jumlah tersebut, lebih dari 46.000 kasus TBC ditemukan melalui pemeriksaan laboratorium. “Sebagian besar kasus ditemukan di rumah sakit. Saat ini, Pemprov telah bermitra dengan 118 rumah sakit,” katanya di Balekambang, Jakarta Timur.
Pengobatan dan Fasilitas Kesehatan
Dari 46.000 pasien baru, sekitar 90 persen atau 41.600 orang telah memulai pengobatan. Pengobatan TBC dapat dilakukan di 832 fasilitas kesehatan yang terdiri dari 330 Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM), 118 rumah sakit swasta, dan berbagai klinik lainnya.
Ani menjelaskan bahwa proses pengobatan TBC memerlukan waktu enam bulan tanpa putus agar pasien tidak menjadi resistan terhadap obat. “Jika pengobatan terhenti, akan sulit mengatasi resistensi. Biasanya, pengobatan pasien yang resistan harus dilakukan di rumah sakit,” tambahnya.
Penanganan TBC Resistan Obat
Pemprov juga mengambil langkah untuk menangani kasus TBC Resistan Obat (RO) dengan menyediakan rumah sakit dan balai kesehatan yang menawarkan layanan khusus. Penyelenggaraan layanan ini dilakukan di fasilitas yang mampu mengelola pengendalian TB RO secara terpadu.
Kampung Siaga TBC
Saat ini, Jakarta memiliki 563 Kampung Siaga TBC yang tersebar di 267 kelurahan. Program ini dibentuk untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap infeksi mycobacterium tuberculosis. “Kampung Siaga pertama kali diujicoba tahun lalu. Kini sudah ada model yang dikembangkan ke lebih banyak RW,” ujar Ani.
Targetnya, 1.060 Kampung Siaga akan terbentuk pada tahun depan dan meningkat menjadi 2.741 Kampung Siaga pada tahun 2029. Ini merupakan bagian dari upaya eliminasi TBC yang ditargetkan pada tahun 2030.
Keterlibatan Masyarakat
Ani menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam menemukan dan memastikan pasien menjalani pengobatan. “Proses menemukan pasien dan memastikan mereka mengikuti pengobatan sangatlah menantang,” jelasnya. Dia juga menambahkan bahwa kader masyarakat berperan penting dalam memberikan dukungan bagi pasien selama masa perawatan.
Kemendagri menegaskan bahwa penanggulangan tuberkulosis (TBC) di Indonesia memerlukan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk mencapai keberhasilan dalam penanganan penyakit ini.