Headline24jam.com – Jumlah kasus kematian ibu di Kota Banjar, Jawa Barat, mengalami peningkatan pada tahun 2025. Wali Kota Banjar, Sudarsono, menekankan pentingnya pelaksanaan audit maternal perinatal untuk menangani masalah ini secara efektif.
Usai menghadiri acara pengkajian angka kematian ibu yang disebut audit maternal perinatal sosial respon (AMP-SR) di Aula Toserba Pajajaran pada Rabu, 24 September 2025, Wali Kota menyatakan bahwa kolaborasi semua pihak sangat dibutuhkan untuk mencegah angka kematian ibu yang semakin meningkat.
Angka Kematian Ibu Meningkat
Pada tahun 2025, tercatat lima kasus kematian ibu di Kota Banjar, meningkat dari tiga kasus di tahun sebelumnya. Sudarsono menjelaskan, penyebab kematian terdiri dari dua kasus akibat perdarahan, dua kasus karena masalah jantung, dan satu kasus preeklampsia berat.
“Angka kematian ibu ini menjadi salah satu indikator dalam rencana induk bidang kesehatan nasional serta kinerja perangkat daerah di Kota Banjar,” katanya.
Tanggung Jawab Bersama
Sudarsono menekankan bahwa masalah ini bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan, melainkan perlu partisipasi aktif dari semua elemen masyarakat. Ia juga mengapresiasi kinerja petugas medis yang telah memberikan pelayanan terbaik.
Kota Banjar kini telah mencapai universal health coverage (UHC) non cut off dengan capaian 98,54 persen, yang menjadi indikator positif dalam pelayanan kesehatan.
Strategi Penurunan Angka Kematian Ibu
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar, Saifuddin, menjelaskan bahwa audit maternal perinatal adalah kegiatan sistematis untuk menganalisis kasus kesakitan dan kematian ibu. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi penyebab kematian yang dapat dicegah dan merumuskan rekomendasi perbaikan kualitas pelayanan.
“AMP-SR diharapkan dapat meminimalisir angka kematian ibu di masa depan,” ungkapnya.
Untuk menurunkan angka kematian ibu, Dinas Kesehatan melakukan pemeriksaan minimal enam kali bagi ibu hamil, menyediakan layanan USG di Puskesmas, serta mengadakan pendampingan dokter spesialis.
“Dengan pengkajian kasus kematian ibu, kami berharap dapat mencegah dan menurunkan angka kematian di masa mendatang,” tutup Saifuddin.
(Sandi/R3/HR-Online/Editor: Eva)