
Headline24jam.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mendorong percepatan pembangunan jalan tol menuju Pelabuhan Patimban di Subang untuk mendukung kelancaran ekspor kendaraan. Ia menekankan bahwa infrastruktur yang baik penting untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
Konektivitas Infrastruktur yang Optimal
KDM menyatakan bahwa optimalisasi konektivitas infrastruktur akan mempercepat distribusi kendaraan dari kawasan industri Karawang dan Subang ke pelabuhan. Hal ini diharapkan membuat proses ekspor menjadi lebih efisien.
“Masih ada kekurangan, akses tol Patimban harus segera dipercepat agar ekspor berjalan lancar,” ungkap Dedi saat menghadiri seremoni di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Plant 1 Karawang pada Kamis, 9 Oktober 2025.
Dampak Ekonomi yang Luas
Ia menambahkan bahwa kelancaran ekspor berdampak besar pada perekonomian, tidak hanya di tingkat makro, tetapi juga kehidupan sehari-hari masyarakat. Semakin cepat arus barang keluar, semakin banyak peluang kerja yang tercipta di sektor industri pendukung.
“Jika ekspor lancar, banyak orang yang bekerja. Ketika banyak orang bekerja, ekonomi lokal akan tumbuh dan keluarga-keluarga akan sejahtera,” lanjutnya.
Optimisme Terhadap Ekspor Jawa Barat
Dengan infrastruktur yang memadai, KDM percaya bahwa ekspor dari Jawa Barat akan semakin kompetitif. Dukungan infrastruktur juga diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat.
Pemerintah Pusat Perluas Pasar Ekspor
Selain itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa pemerintah pusat berupaya memperluas pasar ekspor melalui percepatan perjanjian perdagangan dengan berbagai negara.
Langkah ini merupakan tindak lanjut arahan Presiden RI, Prabowo Subianto, untuk membuka pasar baru dan meningkatkan kuota produk Indonesia di luar negeri.
Keberhasilan PT TMMIN dalam Ekspor
Airlangga juga menegaskan bahwa keberhasilan PT TMMIN mengekspor tiga juta unit kendaraan ke 100 negara sejak 1987 menunjukkan kekuatan rantai pasok industri otomotif nasional.
“Ekosistem industri ini melibatkan 780 pemasok tier 1 dan tier 2 serta 360 ribu pekerja lokal. Ini adalah bukti nyata daya saing Indonesia di kancah global,” tutupnya.