
Headline24jam.com – Presiden Indonesia Prabowo Subianto kembali hadir di Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York pada 22 September 2025 setelah hampir satu dekade absen. Namun, momen tersebut terganggu ketika mikrofon yang digunakan Presiden mendadak mati saat ia memaparkan komitmen Indonesia terhadap perdamaian Palestina.
Insiden Mikrofon saat Pidato
Saat berbicara dalam pertemuan tingkat tinggi yang membahas isu Palestina dan solusi dua negara, mikrofon Presiden mati tepat setelah ia menyatakan, “Kami bersedia menyediakan pasukan perdamaian.” Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menjelaskan bahwa insiden ini bukan disebabkan oleh gangguan teknis, melainkan karena adanya aturan waktu dalam forum PBB.
Penjelasan dari Kementerian Luar Negeri
Menurut Direktur Informasi dan Media Kemlu, Hartyo Harkomoyo, setiap negara diberikan waktu lima menit untuk menyampaikan pidato. “Jika melebihi batas waktu, mikrofon akan dimatikan,” ungkapnya. Meskipun mikrofon terputus, pidato Prabowo tetap terdengar jelas di ruangan sidang.
Kondisi Serupa dengan Presiden Turki
Prabowo menjadi pembicara kelima, setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang juga mengalami insiden serupa. Erdogan melampaui batas waktu karena pidatonya terputus beberapa kali oleh tepuk tangan. Penjelasan dari Direktorat Komunikasi Turki mengonfirmasi bahwa mikrofon berhenti otomatis setelah lima menit.
Pemimpin Dunia Tanggapi Isu Palestina
KTT PBB mengenai Palestina dipimpin oleh Prancis dan Arab Saudi, dihadiri oleh 33 pemimpin negara serta perwakilan organisasi internasional. Mereka membahas penyelesaian konflik Palestina dan implementasi solusi dua negara.
Sorotan terhadap Kehadiran Prabowo
Kepala negara Indonesia, Prabowo Subianto, mencuri perhatian karena kehadirannya di forum internasional ini setelah hampir sepuluh tahun absen. Meskipun terjadi insiden mikrofon, pidatonya menegaskan komitmen Indonesia dalam mendukung perdamaian dunia, khususnya dalam penyelesaian konflik Palestina.
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.