
Headline24jam.com – Kendang Penca Pangandaran, seni pertunjukan tradisional dari Jawa Barat, tetap eksis dan berkembang meskipun di tengah kemajuan teknologi. Kesenian ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media pelestarian budaya lokal yang sudah ada sejak masa kemerdekaan Indonesia.
Mengenal Kendang Penca Pangandaran
Kendang Penca adalah bagian dari warisan budaya yang lahir di masyarakat Kabupaten Pangandaran. Berbagai seni budaya lain, seperti Ronggeng Gunung dan Badud, juga merupakan bagian dari kekayaan budaya lokal yang terus dilestarikan.
Sejarah Kesenian Kendang Penca
Kesenian ini memiliki akar yang kuat dalam tradisi masyarakat pesisir dan budaya Sunda. Pada awalnya, Kendang Penca digunakan dalam upacara adat dan pertunjukan rakyat sebagai latar belakang tari dan nyanyian. Meskipun tidak ada catatan pasti, diduga kesenian ini sudah ada sejak Indonesia merdeka dan terus dilestarikan oleh masyarakat Sunda.
Keunikan Kendang Penca
Keunikan Kendang Penca terletak pada akulturasi budaya, di mana kesenian ini sering dipadukan dengan pencak silat. Pertunjukan melibatkan lebih dari satu pemain yang memadukan gerakan pencak silat dengan irama gendang, menciptakan harmoni antara seni bela diri dan musik.
Senjata Pelengkap dalam Pertunjukan
Dalam beberapa pertunjukan, pemain pencak silat menggunakan senjata tradisional seperti golok dan celurit. Senjata tersebut bukan untuk menimbulkan rasa takut, melainkan untuk memperkaya ekspresi seni dan menegaskan identitas budaya Sunda. Inovasi lain, seperti penggunaan kipas, juga sering dijumpai untuk menambah daya tarik pertunjukan.
Pertunjukan Kendang Penca di Acara Masyarakat
Kendang Penca masih banyak disaksikan di berbagai acara, seperti khitanan, pernikahan, dan pesta rakyat. Kesenian ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Sunda dan terus digemari oleh berbagai kalangan.
Kesenian Lain di Kabupaten Pangandaran
Selain Kendang Penca, kesenian lain yang juga perlu dilestarikan di Pangandaran meliputi Ronggeng Gunung, Badud, dan Lebon. Masing-masing memiliki tempat dan sejarahnya sendiri. Ronggeng Gunung berasal dari Ciparakan, sementara Badud berkembang di Desa Margacita.
Pelestarian Kendang Penca
Menjaga Kendang Penca menjadi tantangan di era globalisasi. Dukungan komunitas, sanggar budaya, dan partisipasi generasi muda sangat diperlukan agar kesenian ini tetap lestari. Generasi muda berperan penting dalam melanjutkan tradisi ini, baik sebagai penonton maupun pelaku seni.
Kendang Penca Pangandaran bukan sekadar seni pertunjukan, melainkan juga simbol identitas dan warisan budaya yang wajib dipertahankan.