Headline24jam.com – Revitalisasi jaringan pipa distribusi air bersih PDAM Tirta Anom di Kota Banjar, Jawa Barat, masih terganjal oleh proses pengesahan Perda Penyertaan Modal. Direktur PDAM Tirta Anom, E. Fitrah Nur Kamilah, menjelaskan hal ini setelah memaparkan rencana kerja tahun 2026 bersama Wali Kota Banjar pada Jumat, 21 November 2025.
Kebutuhan Anggaran Besar
Fitrah menyatakan bahwa anggaran yang dibutuhkan untuk revitalisasi pipa tua mencapai sekitar Rp 30 miliar. Salah satu target dari rencana tersebut adalah memperbaiki sekitar 8 kilometer jaringan pipa distribusi air bersih.
“Jika rencana itu dapat terealisasi pada 2026, kami bisa memperbaiki sekitar 8 kilometer pipa jaringan distribusi. Kami tidak meminta uang tunai, tetapi dukungan infrastruktur,” papar Fitrah kepada wartawan.
Status Raperda Penyertaan Modal
Hingga saat ini, pihaknya masih menantikan pengesahan Raperda Penyertaan Modal. Panjang total pipa distribusi yang perlu diperbaiki mencapai sekitar 21 kilometer, dan pihak PDAM telah memetakan jalur untuk memudahkan revitalisasi ke depan.
“Kami sudah menanyakan langkah selanjutnya terkait Raperda tersebut. Jika belum ada, kami akan menyesuaikan dengan anggaran yang tersedia,” lanjutnya.
Penyesuaian Terhadap Rencana
Fitrah menambahkan bahwa bila penyertaan modal tidak terlaksana, pihaknya harus menyesuaikan strategi revitalisasi dan program kerja untuk tahun 2026. Ini termasuk menambah sambungan rumah (SR) dan memperbaiki pipa yang bocor, meskipun tidak dapat dilakukan secara optimal.
“Penambahan sambungan rumah tetap dilakukan karena itu sangat penting bagi kami. Apa pun keadaannya, kami harus memperbaiki dan menggantinya,” tuturnya.
Kerugian Akibat Kebocoran
Lebih lanjut, Fitrah mengungkapkan bahwa kebocoran pipa distribusi berdampak signifikan, mencapai kerugian sekitar Rp 8 miliar per tahun dengan tingkat kebocoran mencapai 40 persen. Oleh karena itu, revitalisasi jaringan pipa PDAM Tirta Anom menjadi prioritas mendesak untuk mengurangi beban operasi perusahaan.
“Perubahan pada sistem perpipaan sangat penting untuk menghindari biaya yang tidak perlu, seperti biaya listrik dan perbaikan pipa yang bocor,” pungkas Fitrah.
(Muhlisin/R3/HR-Online/Editor: Eva)