
Headline24jam.com – Kopdes Kelurahan Merah Putih di Kota Banjar, Jawa Barat, berpotensi menjadi sub pangkalan penyaluran gas elpiji 3 kilogram dan tempat distribusi beras program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP). Kerja sama ini terungkap dalam sosialisasi pengembangan usaha yang melibatkan Kopdes Merah Putih, PT Pos Giro, Pertamina, dan Perum Bulog.
Peluang Kerja Sama
Asisten Manager Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Sub Divre Ciamis, Lutfi Malau, menyatakan bahwa Kopdes Merah Putih memiliki banyak peluang kerja sama, terutama dalam penyaluran beras SPHP. Menurutnya, hal ini dimungkinkan karena koperasi tersebut memiliki kebijakan khusus dari pemerintah.
Ketentuan Penyaluran
Kopdes Merah Putih harus mematuhi sejumlah ketentuan, seperti tidak menjual dalam kemasan curah dan eceran. Kuota pembelian minimal adalah 2 ton per minggu. Lutfi mengatakan, “Kopdes Merah Putih memiliki privilege dari pemerintah dan dapat memanfaatkan program tersebut. Pangsa pasar juga terbuka lebar,” dalam acara yang berlangsung di Aula Setda Kota Banjar.
Modal untuk Sub Pangkalan LPG
Kopdes Merah Putih diharapkan dapat berfungsi sebagai sub pangkalan yang menyalurkan LPG bersubsidi kepada masyarakat. Alokasi LPG untuk sub pangkalan ditetapkan maksimum 300 tabung, yaitu 10 persen dari total alokasi yang diterima pangkalan, hingga 3.000 tabung.
Modal yang diperlukan untuk mendirikan sub pangkalan mencapai Rp 5.150.000, yang akan digunakan untuk biaya operasional, seperti pembelian alat pemadam api ringan (APAR) dan timbangan. “Modal usaha itu akan digunakan untuk fasilitas sub pangkalan itu sendiri,” tambah Lutfi.
Tantangan yang Dihadapi
Dedi Kurniawan, pengurus Koperasi Merah Putih Kelurahan Mekarsari, mengapresiasi peluang kerja sama ini, terutama untuk gerai penyaluran beras SPHP yang dinilai memiliki potensi besar. Namun, ia juga menyatakan tantangan karena harga yang diterima untuk LPG bersubsidi adalah Rp 16.000, yang membuat sub pangkalan harus bersaing dengan warung yang telah ada.
“Minimal kita harus sama dengan pangkalan. Namun, hal ini cukup berat untuk disamai dengan harga di warung,” ungkap Dedi. Ia juga meminta agar pemerintah kota menyediakan bimbingan teknis dan pelatihan untuk pengurus koperasi, terutama terkait pengelolaan dan pendampingan pinjaman di Bank Himbara.
Dengan berbagai peluang dan tantangan yang ada, Kopdes Merah Putih diharapkan mampu memanfaatkan kebijakan ini demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.