Headline24jam.com – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Daerah Tasikmalaya menyerahkan hasil asesmen balita yang diduga mengalami kekerasan kepada pihak kepolisian di Garut, Jawa Barat, pada Sabtu (15/11/2025). Balita tersebut ditemukan dalam kondisi memprihatinkan, dengan dugaan telah mengalami kekerasan.
Hasil Asesmen KPAI
Ketua KPAI Daerah Tasikmalaya, Ato Rinanto, menjelaskan bahwa asesmen dilakukan terhadap balita, ibu kandung, dan anggota keluarga terdekat. Meskipun tidak terdapat tanda-tanda trauma, KPAI menghormati proses hukum yang tengah berjalan di Polres Garut, karena kasus ini sudah resmi dilaporkan.
Ato menekankan, “Setelah melakukan asesmen, kami berkoordinasi dengan Sat Reskrim Polres Garut. Proses hukum masih berlangsung, dan kami harus menghargai pelaporan tersebut.”
Menunggu Rekam Medis dan Visum
KPAI dan pihak kepolisian kini menunggu hasil lengkap rekam medis dan visum dari tim forensik RSUD dr. Slamet Garut. Hasil pemeriksaan medis sangat penting untuk memastikan penyebab luka pada balita tersebut, apakah disebabkan oleh penyakit tertentu atau ada unsur lain.
“Semua pihak diharapkan menghargai, karena masih ada perdebatan apakah kasus ini tindak pidana atau faktor genetik. Kami menunggu hasil visum dan pemeriksaan medis,” sambung Ato.
Proses Penyidikan oleh Polres Garut
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut, AKP Joko Prihatin, melaporkan bahwa hingga saat ini, penyidik belum menerima hasil visum dari RSUD dr. Slamet Garut. Namun, penyelidikan tetap dilakukan sesuai prosedur standar, setelah adanya laporan resmi dari ayah kandung balita.
“Proses penyelidikan tetap berjalan. Kami terus mendalami apakah peristiwa ini merupakan tindakan kekerasan atau bukan,” ujar AKP Joko Prihatin.
Fakta dan Keterlibatan Pihak Terkait
AKP Joko menambahkan bahwa seluruh fakta yang ditemukan dalam penyidikan akan dipaparkan secara komprehensif oleh semua pihak yang terlibat, termasuk dokter yang menangani kasus ini.
“Kami akan mengungkap fakta-fakta bersama KPAI, rumah sakit, dan UPT PPA untuk memperjelas kondisi balita. Sebanyak enam saksi telah diperiksa,” tutupnya.
Kasus ini menarik perhatian banyak pihak dan diharapkan segera mendapatkan kejelasan penyebab luka pada balita tersebut, baik dari tindakan kekerasan maupun faktor genetik.