
Headline24jam.com – Industri Bali berkontribusi penting terhadap perekonomian nasional, didorong oleh pengembangan sektor manufaktur dan berbasis budaya. Dalam upaya meningkatkan daya saing, pemerintah meluncurkan Program Kredit Industri Padat Karya (KIPK) di Denpasar pada 4 September.
Dukungan Pembiayaan untuk Industri
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menjelaskan bahwa KIPK menyediakan akses pembiayaan dengan subsidi bunga. Program ini bertujuan meningkatkan produktivitas, memperluas lapangan kerja, dan menjaga ketahanan ekonomi nasional.
KIPK menawarkan pinjaman antara Rp500 juta hingga Rp10 miliar dengan subsidi bunga sebesar 5%. Jangka waktu pinjaman bisa mencapai delapan tahun, memberikan ruang bagi pelaku industri untuk melakukan ekspansi serta modernisasi.
Manfaat untuk Pelaku Industri
Gubernur Bali, Wayan Koster, menekankan bahwa KIPK akan mendukung transformasi ekonomi Bali. Ia mencatat bahwa program ini sejalan dengan konsep Ekonomi Kerthi Bali, yang menekankan keberlanjutan dan kearifan lokal.
Sosialisasi KIPK juga mencakup penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pembiayaan (PKP) dengan PT BPD Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai bank penyalur. Hingga kini, Kementerian Perindustrian telah menjalin kerja sama dengan enam bank penyalur.
Peluang Pertama untuk Usaha
Dalam acara tersebut, penyaluran perdana KIPK diberikan kepada tiga pelaku industri di Bali. CV Pelangi (makanan), Dian’s Rumah Songket dan Endek (tekstil), serta CV Bali Tedung Nusa Island (furnitur) siap menerima bantuan ini.
Direktur Jenderal Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII), Tri Supondy, menjelaskan bahwa KIPK diluncurkan untuk memperkuat sektor padat karya. Data menunjukkan ada sekitar 3.739 pelaku industri yang bisa mendapatkan manfaat dari program ini.
Koordinasi dan Rencana Selanjutnya
Kementerian Perindustrian terus bekerja sama dengan berbagai stakeholders, termasuk pemerintah daerah dan bank penyalur, untuk mempermudah akses terhadap KIPK. Sosialisasi program juga akan dilakukan di berbagai daerah dengan potensi industri padat karya di Indonesia.
Kementerian Perindustrian membuka kesempatan bagi pelaku industri dan bank penyalur untuk memberikan masukan guna memastikan efektifitas program KIPK dalam meningkatkan kapasitas industri dan menciptakan lapangan kerja baru.