
Headline24jam.com – Peneliti dari Universitas Tasmania, Australia, menemukan bahwa kril Antartika menunjukkan penolakan terhadap makanan yang terkontaminasi mikroplastik. Penemuan ini, yang dirilis pada Rabu, menunjukkan dampak polusi mikroplastik terhadap perilaku makan kril di perairan Samudra Antartika.
Temuan Penelitian Terkait Kril Antartika
Dalam laporan Xinhua, para peneliti mengungkapkan bahwa mereka menemukan fenomena ini secara tidak sengaja. Mereka sedang mempelajari “bolus makanan,” yaitu massa padat yang terbentuk dari makanan yang ditolak oleh kril. Bolus ini kemudian tenggelam ke dasar lautan.
Penolakan terhadap Makanan Tercemar
Ketika melakukan eksperimen di laboratorium, suatu sampel makanan terbukti mengandung mikroplastik. Peneliti mencatat bahwa setelah diselidiki lebih lanjut, penolakan kril terhadap makanan bermikroplastik ternyata tiga kali lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya. Temuan ini menimbulkan pertanyaan tentang dampak polusi terhadap proses pembuatan bolus.
Dampak Polusi Mikroplastik
Studi ini juga menunjukkan bahwa polusi dapat mempengaruhi produksi bolus, terutama saat jumlah makanan berlebih atau ketika partikel plastik terjebak di keranjang makanan kril. Para ilmuwan menyatakan bahwa penelitian ini menyoroti bagaimana peningkatan polusi mikroplastik dapat merubah perilaku makan kril dan memiliki dampak terhadap siklus karbon di lautan.
Pentingnya Kril dalam Ekosistem Laut
Kril Antarktika adalah hewan kecil yang sangat penting dalam rantai makanan dan siklus karbon laut. Mereka berperan dalam memindahkan sejumlah besar karbon ke kedalaman laut melalui makanan dan kotoran mereka, berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal daring Biology Letters.
Penelitian ini membawa perhatian pada ancaman polusi mikroplastik yang semakin meningkat dan implikasinya terhadap ekosistem Samudra Antarktika.