
Headline24jam.com – Utang masyarakat di layanan pinjaman online (pinjol) terus meningkat, dengan total pinjaman aktif mencapai Rp 87,61 triliun hingga Agustus 2025. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa angka ini mengalami kenaikan 21,62 persen tahun ke tahun, mencerminkan lonjakan yang signifikan dibandingkan tahun lalu.
Pertumbuhan Pinjaman Online
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan OJK, Agusman, mengungkapkan bahwa angka pinjaman aktif meningkat hampir Rp 3 triliun dari Juli 2025 yang sebesar Rp 84,66 triliun. Meskipun ada kenaikan, tingkat gagal bayar atau wanprestasi 90 hari (TWP90) masih berada di level aman, yaitu 2,60 persen.
Sektor Pembiayaan Konvensional
OJK juga melaporkan pertumbuhan positif di sektor pembiayaan konvensional, seperti leasing dan modal ventura. Total piutang di sektor ini mencapai Rp 505,59 triliun, naik 1,26 persen secara tahunan, didorong oleh peningkatan pembiayaan modal kerja sebesar 7,92 persen.
Stabilitas Rasio Kredit Bermasalah
Rasio kredit bermasalah (Non Performing Financing/NPF) tetap stabil di angka 2,51 persen (kotor) dan 0,85 persen (bersih). Agusman menambahkan bahwa profil risiko perusahaan pembiayaan masih terjaga, dengan rasio utang terhadap modal (gearing ratio) yang tetap sehat di 2,17 kali, jauh di bawah batas maksimum 10 kali yang ditetapkan OJK.
Tantangan di Sektor Pinjol
Meski pertumbuhan berlanjut, masih terdapat sejumlah pelaku usaha yang belum memenuhi ketentuan modal minimum. Dari 146 perusahaan pembiayaan, empat di antaranya belum mencapai kewajiban ekuitas Rp 100 miliar. Di sektor pinjol, sembilan dari 96 penyelenggara juga belum memenuhi ketentuan modal minimum Rp 12,5 miliar.
Agusman menegaskan bahwa OJK akan terus mengawasi kepatuhan terhadap peraturan permodalan. “Jika tidak memenuhi persyaratan, izin usahanya bisa dicabut,” ujar Agusman.
Sanksi untuk Pelanggaran
Pada pertengahan 2025, OJK memberikan sanksi administratif kepada beberapa pelaku industri keuangan nonbank yang melanggar regulasi. Sanksi tersebut dikenakan kepada 19 perusahaan pembiayaan, 3 perusahaan modal ventura, dan 30 penyelenggara pinjol.
Masyarakat Memilih Meminjam
Sebuah riset oleh YouGov menunjukkan peningkatan utang di kalangan masyarakat kecil yang menggunakan layanan keuangan, termasuk pinjol dan Buy Now Pay Later (BNPL). General Manager YouGov Indonesia, Edward Hutasoit, menyatakan bahwa banyak masyarakat berpendapatan rendah yang meminjam uang untuk bertahan dalam kondisi ekonomi yang sulit.
Tren Usia Peminjam
Kelompok usia yang paling banyak berutang adalah generasi milenial, dengan kecenderungan meminjam yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Edward menyimpulkan bahwa meminjam uang menjadi salah satu pilihan untuk menghadapi situasi sulit ini.
Dapatkan berita dan artikel menarik lainnya dari RM.ID di Google News. Bergabunglah di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update” untuk update berita pilihan dan breaking news setiap hari.