
Headline24jam.com – Pakar hukum tata negara Mahfud MD menilai mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim bersih dari dugaan korupsi, meski lemah dalam birokrasi. Penilaian ini disampaikan terkait status Nadiem yang kini ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengadaan laptop Chromebook oleh Kejaksaan Agung.
Nadiem Makarim Bersih Namun Lemah dalam Birokrasi
Mahfud menyatakan bahwa Nadiem sebenarnya memiliki integritas yang baik, tetapi tidak memahami mekanisme birokrasi dan tata kelola pemerintahan. "Nadiem Makarim dianggap hebat, sebagai sosok muda yang membawa perubahan," ungkap Mahfud dalam sebuah video di YouTube pada Rabu, (10/9).
Kurangnya Keterlibatan di Perguruan Tinggi
Selama menjabat, Nadiem hampir tidak pernah hadir secara langsung di perguruan tinggi untuk memberikan arahan tentang kebijakan pendidikan tinggi. "Dia tidak pernah datang ke kampus, bahkan hanya melantai di UI tanpa memberikan arahan kebijakan," imbuh Mahfud.
Kasus Hukum sebagai Tanda Kelalaian
Meski menganggap Nadiem sebagai pribadi yang bersih, Mahfud menjelaskan bahwa keterlibatan Nadiem dalam pengadaan Chromebook menunjukkan adanya kelalaian. Nadiem dilaporkan sudah berbicara tentang proyek ini di grup WhatsApp sebelum dilantik sebagai menteri.
"Grup WA itu kini ada di tangan Kejaksaan Agung, berkaitan dengan kerja sama Chromebook dengan Google," kata Mahfud. Hal ini dapat menimbulkan pertanyaan mengenai niat jahat atau mens rea dalam perspektif hukum.
Proyek Chromebook Berbasis Pengalaman Gagal di Negara Lain
Mahfud juga mengingatkan bahwa proyek Chromebook sebenarnya pernah gagal di Malaysia sejak 2013 dan dihentikan pada 2019 karena dianggap tidak bermanfaat. "Ironisnya, kegagalan di negara lain malah diadopsi di Indonesia," sesal Mahfud.
Dengan berbagai fakta ini, Mahfud menekankan pentingnya pemahaman birokrasi bagi para pemimpin, agar kasus serupa tidak terulang di masa mendatang. *()**