Headline24jam.com – Pemerintah Republik Indonesia secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Marsinah, seorang aktivis buruh perempuan asal Nganjuk, Jawa Timur. Penganugerahan tersebut dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025 yang bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan pada Senin, 10 November.
Marsinah: Simbol Perjuangan Buruh Perempuan
Marsinah lahir pada tahun 1969 di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Ia dikenal luas sebagai simbol perjuangan buruh perempuan di Indonesia dan menjadi ikon bagi pergerakan hak-hak pekerja.
Awal Mula Perjuangan
Karir Marsinah sebagai buruh dimulai di PT Catur Putra Surya (CPS), pabrik jam tangan yang berlokasi di Porong, Sidoarjo. Di sana, Marsinah aktif memperjuangkan keadilan bagi pekerja dengan menuntut upah layak, jam kerja yang manusiawi, serta hak untuk berserikat secara independen.
Kondisi Buruh di Indonesia
Pada awal tahun 1990-an, kondisi buruh di Indonesia sangat memprihatinkan. Upah yang rendah, jam kerja yang panjang, dan minimnya perlindungan hukum menjadi hal yang umum. Di tengah keadaan tersebut, Marsinah berani mengemukakan tuntutan untuk keadilan di tempat kerja.
Puncak Perjuangan dan Nasib Tragis
Puncak perjuangan Marsinah terjadi pada Mei 1993, saat ia memimpin aksi mogok kerja untuk menuntut penerapan upah minimum baru. Sayangnya, aksi tersebut ditolak oleh perusahaan dan direspons dengan interogasi dari aparat militer. Pada 5 Mei 1993, Marsinah dilaporkan hilang, dan jenazahnya ditemukan tiga hari kemudian dengan kondisi mengenaskan.
Pengaruh dan Warisan
Kasus kematian Marsinah menarik perhatian luas sebagai pelanggaran hak asasi manusia, yang hingga kini belum terpecahkan. Meski ia telah tiada, semangat perjuangannya tetap hidup dan menginspirasi generasi muda untuk tetap berjuang demi hak-hak buruh.
Penghargaan Pahlawan Nasional
Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Marsinah adalah penghormatan atas perjuangan dan pengorbanannya. Ia menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan serta menginspirasi banyak orang untuk terus memperjuangkan nilai-nilai keberanian, solidaritas, dan kemanusiaan di dunia kerja.
Reporter: Juliana Belence