Headline24jam.com – Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) 2025 dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) telah berhasil menghidupkan kembali seni tradisional Janengan di Dusun Teneran, Desa Pucungsari, Kabupaten Magelang. Kerja sama antara tim Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan warga lokal menghasilkan penampilan yang memukau dalam Festival Kolaborasi II/2025 pada Sabtu sore.
Kegiatan Seni di Magelang
Masyarakat setempat bergabung dalam Sanggar Seni Turonggo Sekar Gadung yang dipimpin oleh Dani Anwar. Mereka menampilkan kesenian berbasis musik dengan alat musik seperti rebana, kempul, dan kendang. “Tim Mbak Tata (Rr Paramitha Dyah Fitriasari) dari UGM membantu kami, menyemangati untuk menggali kesenian yang lama tidak dimainkan,” ujar Dani.
Pementasan yang Bersejarah
Kesenian Janengan, yang dikenal dengan syair-syair dakwah Islam, dipentaskan dalam festival dengan lengkap tarian oleh 15 laki-laki dari sanggar tersebut. Penampilan melibatkan 14 instrumen perkusi dan enam vokalis yang menciptakan gerakan dan properti kostum tari, menggabungkan elemen tradisional dengan estetika kontemporer.
Antusiasme Warga dan Kesuksesan Festival
Pementasan berlangsung di panggung berukuran 15×7 meter dengan ratusan penonton, meski gerimis mewarnai acara. Para penonton terdiri dari warga lokal serta pejabat setempat, seperti Camat Grabag Sri Utari dan Kepala Desa Pucungsari Solikhin. Selain Janengan, festival juga menampilkan tarian Topeng Ireng, Soreng, dan Jaran Kepang dengan berbagai pedagang makanan dan mainan anak yang membuka lapak di sekitar.
Kolaborasi untuk Pelestarian Budaya
Ketua Tim PISN UGM, Paramitha Dyah Fitriasari, menekankan bahwa inisiatif ini merupakan kolaborasi antara akademisi, seniman, dan masyarakat untuk melestarikan budaya. Tim terdiri dari dosen dan mahasiswa dari berbagai program studi, berkomitmen untuk memperkenalkan kembali kesenian yang sempat terlupakan selama hampir 30 tahun, terakhir dipentaskan pada 1989.
Dampak Positif bagi Komunitas
Melalui program ini, warga didorong untuk menggali kekayaan lokal melalui ingatan bersama dan sumber yang ada. Tim PISN tidak hanya melakukan penelitian, tetapi juga menciptakan dampak nyata melalui digitalisasi warisan budaya, inovasi estetika, dan pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat setempat.
Harapan untuk Masa Depan
Paramitha berharap model kolaborasi ini menginspirasi banyak tradisi lain di Nusantara yang tengah berjuang untuk bertahan. “Pementasan hari ini menjadi kilas balik memori, melalui sinergi segala pihak. Harapan kami, kesenian ini bisa terus hidup dan tampil di berbagai tempat,” tutupnya.