Headline24jam.com – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengajak Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (Perteta) untuk berkontribusi dalam program hilirisasi sumber daya pertanian. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan perekonomian dan mencapai swasembada pangan yang berkelanjutan.
Peluang untuk Masyarakat
Mentan Amran menyatakan bahwa peluang besar dalam sektor pertanian harus dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat. “Perteta harus mengambil bagian, karena masih banyak potensi yang bisa kita kembangkan bersama,” ujarnya saat Seminar dan Kongres Nasional Perteta 2025 di Makassar.
Hilirisasi sebagai Strategi Ekonomi
Dalam keterangan tertulis, Amran menjelaskan bahwa pemerintah kini fokus pada pengembangan hilirisasi komoditas pertanian. Strategi ini bertujuan untuk membangun ekonomi kerakyatan yang lebih kokoh. “Hilirisasi akan menjadi lokomotif ekonomi baru Indonesia berkat nilai tambah yang besar,” jelasnya.
Anggaran dan Contoh Sektor
Amran mengungkapkan bahwa ada anggaran sebesar Rp371 triliun untuk mengoptimalkan hilirisasi semua sumber daya pertanian. Mengambil contoh kelapa, yang selama ini dijual seharga seribu rupiah per butir, jika diolah menjadi VCO atau coconut milk, nilainya bisa meningkat berkali lipat.
Potensi Ekspor
Dia juga menyampaikan bahwa ekspor kelapa dan turunannya telah mencapai Rp24 triliun, dengan potensi melonjak hingga Rp2,4 kuadriliun jika seluruh produksi diolah. Potensi ini dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru serta menggerakkan ekonomi desa.
Peran Perteta dalam Teknologi Pertanian
Amran mengajak Perteta untuk berperan lebih aktif dalam pengembangan teknologi pertanian, khususnya di sektor hilirisasi. “Peluang Indonesia menjadi negara maju berbasis pangan sangat besar dengan inovasi nyata dari perguruan tinggi dan insinyur pertanian,” katanya.
Penelitian yang Relevan
Ia menegaskan pentingnya penelitian yang sesuai kebutuhan masyarakat. “Jika kita mau maju, penelitian harus diarahkan pada tantangan nyata di bidang pertanian,” tegasnya.
Inovasi Alat Pertanian
Amran mendorong Perteta untuk mulai memproduksi alat pertanian dan hilirisasi yang dapat langsung diuji coba. “Kumpulkan dekan teknik pertanian dari berbagai kampus dan fokuskan riset untuk membuat prototipe yang bermanfaat bagi petani,” katanya.
Desain Alat dan Teknologi
Ia juga meminta Perteta untuk mengembangkan desain alat tanam murah dan teknologi pengolahan hasil, seperti VCO, sensor, drone, dan traktor amfibi untuk lahan rawa. Amran menegaskan bahwa anggaran pertanian harus digunakan untuk teknologi yang aplikatif.
Dengan langkah strategis ini, diharapkan sektor pertanian Indonesia dapat berkembang, menciptakan lapangan kerja, dan mendukung perekonomian nasional.