Headline24jam.com – Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA, dalam tausiah politiknya, mengangkat kisah Ibn Haitsam, ilmuwan Muslim yang berjasa besar dalam bidang optik. Ibn Haitsam, atau yang lebih dikenal di Barat sebagai Alhazen, lahir pada 965 M di Bashrah dan wafat di Kairo pada 1039 M.
Kisah Ibn Haitsam
Ibn Haitsam terkenal setelah diundang ke Mesir oleh Kerajaan Fatimiyah untuk memecahkan masalah banjir Sungai Nil. Meskipun ia tidak berhasil menyelesaikan permasalahan tersebut, kariernya mulai menanjak pada masa pemerintahan Al-Hakim ibn Amir Abdullah.
Penemuan Besar dalam Optik
Ibn Haitsam diakui sebagai Bapak Optik Modern, berkat kontribusinya dalam penelitiannya di bidang optik. Profesor George Sarton dari Harvard University menyebutnya sebagai salah satu ilmuwan Muslim terkemuka di Abad Pertengahan, sejajar dengan tokoh-tokoh besar lainnya.
Keahlian Multidisipliner
Keahlian Ibn Haitsam tidak terbatas hanya pada optik. Ia juga berpengaruh dalam bidang matematika dan fisika, serta dikenal melalui tantangan matematis yang dikenal sebagai Alhazenās Problem. Dalam karyanya, ia menggagas metode baru dalam mempelajari cahaya dan refleksinya.
Karya Monumental
Karya terkenalnya, Kitab al-Manazir (Buku Optik), berhasil mengubah paradigma ilmu optik dari teori klasik menjadi disiplin yang lebih ilmiah dan sistematis.
Pemikiran Filosofis
Selain kecemerlangan di bidang sains, Ibn Haitsam juga mendalami tasawuf dan filsafat. Dari sekitar 37 karyanya, salah satunya, Mizan al-Hikmah, menguraikan ilmu kebijaksanaan dan kearifan. Pemikirannya dipengaruhi oleh Mazhab Mu’tazilah dan cenderung memiliki afiliasi ke Syiah, mencerminkan konteks intelektual pada zamannya.
Update berita dan artikel menarik lainnya ada di Google News.
Dapatkan juga berita pilihan dan perkembangan terbaru setiap hari dari RM.id. Bergabunglah di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update” dengan klik link ini dan pastikan Anda mengunduh aplikasi Telegram di ponsel terlebih dahulu.