
Headline24jam.com – NBA akhirnya kembali ke pasar olahraga Tiongkok setelah enam tahun absen, dengan menggelar dua laga pramusim antara Brooklyn Nets dan Phoenix Suns di Macau pada 10 dan 12 Oktober. Kembalinya liga basket ini terjadi di tengah hubungan yang kompleks akibat cuitan politik yang mengganggu hubungan antara NBA dan Tiongkok.
Kembali ke Tiongkok
Absennya NBA di Tiongkok dimulai pada 2019, ketika Daryl Morey, mantan manajer umum Houston Rockets, memposting dukungan untuk demonstran pro-demokrasi di Hong Kong. Cuitan yang menyatakan “Fight for Freedom, Stand with Hong Kong” memicu ketegangan, mengakibatkan Tiongkok memutuskan hubungan dagang dan siaran dengan NBA.
Popularitas Basket di Tiongkok
Basket adalah olahraga kedua terpopuler di Tiongkok setelah sepak bola, dengan 125 juta orang yang bermain. Komisioner NBA, Adam Silver, menyatakan bahwa liga kehilangan “ratusan juta dolar” akibat boikot, termasuk penghentian siaran langsung di televisi nasional Tiongkok. Meskipun itu, antusiasme publik tetap tinggi.
Tantangan dan Harapan
Bagi Deng Weijian, seorang mahasiswa di Guangzhou, NBA diharapkan dapat kembali fokus pada permainan dan menjauh dari isu-isu sensitif. Kembalinya NBA ini diperhatikan dengan harapan di tengah hubungan politik yang masih rapuh antara Washington dan Beijing.
Kebijakan Liga
Mark Tatum, wakil komisioner NBA, mengatakan bahwa liga tetap berpegang pada prinsip kebebasan berekspresi dan mengikuti pedoman dari Departemen Luar Negeri AS terkait semua negara, termasuk Tiongkok. Sejak 1979, penggemar NBA di Tiongkok terus bertumbuh, berkat sosok Yao Ming yang menjadi ikon nasional.
Faktor Perubahan
Krisis yang dihadapi NBA semakin parah setelah pernyataan berbeda dalam bahasa Inggris dan Mandarin. Banyak penggemar di AS merasa liga terlalu tunduk kepada Beijing, sementara di Tiongkok, publik merasa kurang dihormati. Kini, NBA berusaha melakukan “pendaratan lunak” di Macau, dengan dua laga di Venetian Arena yang langsung terjual habis.
Prospek Ke Depan
Debby Chan, seorang analis dari Universitas Nasional Australia, menekankan bahwa perusahaan global harus lebih berhati-hati mengingat perubahan tekanan publik dapat terjadi begitu cepat. Bagi He Xixuan, seorang pekerja konstruksi, olahraga harus menjadi jembatan, bukan sumber konflik, mengharapkan adanya pemisahan antara politik dan olahraga.
Kembalinya NBA ke Tiongkok bisa menjadi langkah positif, meskipun tantangan di depan masih besar.