Headline24jam.com – Di Gaza, hampir dua tahun terakhir, sebuah laporan dari PBB menunjukkan bahwa seorang anak tewas setiap jam. Kondisi ini membuat anak-anak terperangkap dalam apa yang disebut “zona kematian,” demikian disampaikan oleh kepala urusan kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, pada Rabu (24/9).
Penyataan PBB dan Akses Kemanusiaan
Fletcher menegaskan pentingnya memberikan akses kepada para pekerja kemanusiaan untuk menjangkau perempuan, anak-anak, dan warga lanjut usia di Gaza. “Mereka tidak bisa hidup hanya dengan pernyataan keprihatinan,” ujarnya.
Dampak Serangan di Gaza
Anak-anak di Gaza mengalamai kehidupan yang tragis. Banyak yang terpaksa tidur di tenda, sementara tempat-tempat penampungan sering kali menjadi sasaran serangan. Sekolah juga menjadi lokasi berbahaya, merampas hak pendidikan lebih dari 700.000 anak.
Penderitaan yang Meluas
Masalah di Gaza tidak terisolasi, karena anak-anak di Tepi Barat juga menghadapi peningkatan tingkat kekerasan. Fletcher menyatakan bahwa tidak seharusnya anak-anak mewarisi dunia yang penuh ketidakadilan dan tanpa harapan. “Kita tidak perlu memilih antara memerangi antisemitisme dan meminta Israel mematuhi hukum internasional,” tegasnya.
Situasi Kesehatan dan Kemanusiaan
OCHA melaporkan bahwa operasi militer Israel masih berlangsung, mengakibatkan banyak kematian dan kerusakan infrastruktur. Otoritas kesehatan Gaza memperingatkan tentang krisis bahan bakar untuk rumah sakit. WHO pada Selasa (23/9) melaporkan bahwa kekerasan di sekitar Rumah Sakit Al-Rantisi dan Rumah Sakit Ophthalmic membuat kedua fasilitas tersebut tidak dapat diakses.
Pengungsi dan Bantuan Kemanusiaan
Dari awal tahun ini hingga pertengahan September, terdapat 145 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Gaza, dengan lebih dari 100 tenaga kesehatan tewas. OCHA juga mencatat perpindahan orang-orang dari Gaza City ke arah selatan, seperti Deir al-Balah dan Khan Younis, dengan banyak yang berjalan kaki demi keselamatan.
Badan-badan kemanusiaan terus berusaha menjangkau mereka yang membutuhkan bantuan di seluruh Jalur Gaza, baik di wilayah utara maupun selatan. PBB dan mitranya mendistribusikan roti dan air kepada pengungsi yang melewati pos pemantauan, berupaya memberikan sedikit bantuan di tengah kondisi yang semakin sulit ini.