Headline24jam.com – Pemerintah berhasil mengubah arah pertumbuhan ekonomi Indonesia, dari yang sebelumnya mengalami pelambatan kini menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,04 persen pada kuartal III 2025. Hal ini diumumkan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers di Jakarta pada 20 November 2025.
Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Purbaya menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi ini dipicu oleh sejumlah faktor positif, termasuk meningkatnya permintaan domestik, kinerja ekspor yang baik, dan investasi yang terus tumbuh. Belanja pemerintah juga menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Konsumsi rumah tangga menunjukkan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dengan persentase mencapai 4,89 persen. Sementara itu, investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mengalami pertumbuhan 5,04 persen, mencerminkan optimisme pelaku usaha.
Peningkatan Belanja Pemerintah
Belanja pemerintah meningkat hingga 5,49 persen, sebuah peningkatan signifikan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, di mana belanja mengalami kontraksi. Purbaya menekankan bahwa akselerasi belanja pemerintah ini bertujuan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun.
Ekspektasi Ekonomi ke Depan
Purbaya optimis bahwa ekonomi akan tumbuh sekitar 5,6-5,7 persen pada kuartal IV 2025. Ia mengungkapkan bahwa sejumlah stimulus, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan program magang, akan memberikan dampak positif bagi perekonomian.
Sentimen Positif dari Pelaku Usaha
Optimisme ini juga mencakup ekspektasi dari pelaku usaha dan masyarakat untuk meningkatkan aktivitas konsumsi. Menurut Purbaya, harapan ini diraih melalui berbagai kebijakan, termasuk injeksi likuiditas sebesar Rp 200 triliun.
Kontribusi dari Belanja Pemerintah
Direktur NEXT Indonesia, Herry Gunawan, mengakui bahwa pemulihan ekonomi ini terlihat dari peningkatan konsumsi pemerintah. Belanja pemerintah yang meningkat berperan penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi, terlebih jika digunakan untuk barang modal.
Pemerintah perlu memastikan penyerapan anggaran yang maksimal agar proyek strategis tidak terhambat. Herry menyebut bahwa kebijakan untuk merealokasi anggaran yang tidak terserap juga sangat penting untuk efektivitas pengelolaan anggaran.
Informasi lebih lanjut mengenai perkembangan terkini dapat diakses pada berita terbaru dari RM.ID. Bergabunglah di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update” untuk mendapatkan update secara langsung.