Headline24jam.com – Sebuah video berdurasi lebih dari satu menit dari peresmian Masjid Darul Falah di Dusun Jambon, Kecamatan Gemawang, Kabupaten Temanggung menjadi viral di media sosial. Video tersebut menampilkan pertunjukan dangdut dengan biduan yang mengenakan pakaian seksi, menciptakan polemik di kalangan publik.
Reaksi Publik
Video yang diunggah oleh akun Instagram @kejadiantemanggung ini mengundang banyak reaksi negatif. Warganet ramai menilai bahwa pentas dangdut dalam acara keagamaan tersebut tampak tidak pantas. Banyak dari mereka berpendapat bahwa momen peresmian masjid seharusnya dijaga kesakralannya.
Tanggapan Pengurus Nahdlatul Ulama
Menanggapi kontroversi tersebut, M Furqon Masyhuri selaku Rois Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Temanggung, mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakukan verifikasi. Furqon menyatakan, “Kami akan cek ke lapangan, apakah betul itu terjadi. Ini bagian dari upaya kami untuk memahami dan menasihati masyarakat agar tidak mencampurkan hal-hal maksiat dengan sesuatu yang sakral.”
Kesucian Perayaan
Furqon menekankan pentingnya menjaga kesucian peresmian masjid. Ia menyayangkan jika hiburan tersebut benar-benar terjadi. “Peresmian masjid adalah sesuatu yang sakral dan tidak pantas dicampuri dengan pertunjukan dangdut,” ujarnya. Banyak kiai juga menghubungi Furqon terkait video tersebut yang viral di berbagai platform.
Koordinasi dengan Masyarakat
PCNU Temanggung berencana untuk berkoordinasi dengan tokoh agama dan masyarakat setempat. Tujuannya adalah memberikan pemahaman serta mencegah terulangnya peristiwa serupa. “Kami merasa kecolongan. Setelah dicek, kami akan edukasi masyarakat agar lebih berhati-hati,” tegasnya.
Pentingnya Tabayyun
Furqon mengingatkan publik untuk tidak terburu-buru menghakimi atau menyebarkan video tanpa konteks. Ia menekankan pentingnya sikap tabayyun, yang berarti melakukan klarifikasi sebelum memberikan komentar, terutama di media sosial.
Kesimpulan
Kasus viral ini kembali memicu diskusi mengenai tradisi lokal, hiburan rakyat, dan nilai kesakralan tempat ibadah. Dalam era informasi digital, tabayyun serta literasi digital keagamaan sangat penting agar masyarakat tidak mudah terjebak dalam kontroversi tanpa pemahaman yang tepat.