
Headline24jam.com – Presiden Prabowo Subianto melakukan pidato perdananya di Sidang Majelis Umum PBB ke-80 yang berlangsung di New York pada Senin, 23 September 2025. Dalam pidato berdurasi 40 menit tersebut, Prabowo menekankan berbagai isu global dan janji untuk memerangi kemiskinan di Indonesia.
Pokok-pokok Pidato Prabowo
Prabowo menekankan beberapa poin penting dalam pidatonya, yang menarik perhatian dunia. Berikut ini adalah delapan poin utama yang dia sampaikan:
1. Hak Asasi Manusia dan Kesetaraan
Prabowo menegaskan bahwa setiap individu berhak mendapatkan hak hidup dan kebebasan tanpa memandang ras, agama, atau kebangsaan.
2. Mengingat Sejarah Indonesia
Ia mengingatkan kembali sejarah penjajahan dan perjuangan kemerdekaan Indonesia, serta kontribusi PBB melalui lembaga seperti UNICEF, FAO, dan WHO dalam perkembangan negara.
3. Mengkritik Ketidakadilan Global
Dia menyerukan masyarakat internasional untuk bersatu menolak ketidakadilan, menentang pandangan bahwa “yang kuat melakukan apa yang bisa, dan yang lemah menanggung akibatnya.”
4. Komitmen untuk Perdamaian
Indonesia siap untuk mengirim 20.000 personel guna misi perdamaian di Gaza atau daerah konflik lainnya, serta memberikan dukungan finansial.
5. Ketahanan Pangan
Dalam pidatonya, Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia mencapai produksi beras tertinggi dalam sejarah dan telah memberikan bantuan beras kepada Palestina.
6. Perubahan Iklim
Prabowo menyoroti ancaman perubahan iklim seperti kenaikan permukaan laut dan mengungkapkan rencana pembangunan tembok laut sepanjang 480 km serta target net zero emission pada tahun 2060.
7. Dukungan untuk Palestina
Dia menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara untuk konflik Palestina-Israel, mendesak dunia untuk memberi keadilan bagi rakyat Palestina.
Respons Publik
Pidato ini mendapatkan berbagai respons dari masyarakat, ada yang merasa bangga namun juga ada yang merasa kecewa. Pidato perdana Prabowo di PBB menegaskan posisi Indonesia di kancah internasional dan menunjukkan komitmen negara dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan damai.
Reporter: Juliana Belence