
Headline24jam.com – Pidato perdana Presiden Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum PBB ke-80 pada Selasa (23/9) di New York menarik perhatian global. Indonesia berbicara di urutan ketiga setelah Brasil dan Amerika Serikat, menandai kembalinya presiden Indonesia ke forum internasional setelah hampir satu dekade absensi.
Momen Bersejarah untuk Indonesia
Kehadiran Prabowo di podium PBB tidak hanya mengakhiri keterwakilan Indonesia yang telah lama hilang, tetapi juga mendapat apresiasi dari banyak pemimpin dunia. Momen ini dianggap sebagai babak baru dalam diplomasi Indonesia di kancah internasional.
Debut di PBB
Ini adalah penampilan Prabowo sebagai presiden di forum PBB. Sebelumnya, Prabowo telah berpartisipasi dalam berbagai forum internasional namun baru kali ini berbicara langsung di panggung PBB.
Urutan Ketiga yang Prestisius
Indonesia berkesempatan berbicara di urutan ketiga di forum ini, sebuah posisi yang jarang diperoleh. Pada tahun ini, setelah Brasil dan Amerika Serikat, Prabowo menyampaikan pidatonya, menunjukkan pentingnya suara Indonesia di arena global.
Menghormati Pemimpin Dunia
Pidato dimulai dengan penghormatan Prabowo kepada para pemimpin dunia. “Sungguh suatu kehormatan besar bagi saya untuk berdiri di General Assembly Hall yang agung ini,” ucapnya, mengingatkan bahwa meskipun berbeda latar belakang, mereka berkumpul sebagai satu keluarga.
Kembali Setelah Satu Dekade
Prabowo menjadi presiden pertama Indonesia yang berbicara langsung di PBB setelah sepuluh tahun absensi. Sebelumnya, pidato sering dilakukan secara daring atau diwakilkan oleh pejabat tinggi lainnya.
Komitmen untuk Solusi Dua Negara
Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan dukungan Indonesia terhadap penyelesaian konflik Israel-Palestina melalui solusi dua negara. “Kami siap mengakui Israel setelah negara itu mengakui kemerdekaan Palestina,” tambahnya.
Menanggapi Isu Global
Presiden juga menyoroti masalah perubahan iklim dan ketahanan pangan, mengungkapkan capaian Indonesia dalam swasembada beras. “Kami berinvestasi dalam pertanian cerdas iklim,” ujarnya, merujuk pada langkah-langkah yang diambil untuk menghadapi tantangan lingkungan.
Visi Perdamaian Abadi
Di akhir pidatonya, Prabowo kembali menekankan perlunya visi dua negara untuk perdamaian Israel dan Palestina. “Kita harus memiliki Palestina yang merdeka,” pungkasnya, menyerukan kerjasama untuk mencapai perdamaian berkelanjutan.
Kesimpulan
Pidato Prabowo di PBB bukan hanya penampilan seremonial, tetapi juga menunjukkan posisi Indonesia yang strategis dalam diplomasi global, mempertegas komitmennya terhadap perdamaian dan kerja sama internasional.